Ekonomi Dunia Surut, Usaha Waralaba akan Tetap Ada

Thursday, 17 November 16 Venue

Tumbuhnya kelas menengah di Indonesia serta terbuka luasnya akses informasi mendorong banyak generasi muda untuk berwirausaha alih-alih menjadi pekerja kantoran. Salah satu jenis usaha yang cukup mudah untuk dilakukan adalah membuka waralaba (franchise) dari bisnis yang sudah mapan. Melihat hal tersebut, Asosiasi Franchise Indonesia menggelar World Franchise Summit Indonesia yang terbagi atas tiga rangkaian acara, yakni Asia Pacific Franchise Confederation Meeting, World Franchise Summit Meeting, dan Indonesia Franchise & SME Expo.

Asia Pacific Franchise Confederation Meeting akan digelar pada 22 November 2016 di Fairmont Hotel yang menghadirkan delegasi dari 14 negara, sementara World Franchise Summit Meeting diadakan pada 23-24 November 2016 di Fairmont Hotel yang akan dihadiri ketua dan perwakilan asosiasi waralaba dari 26 negara. Pada 25-27 November 2016, pameran Indonesia Franchise & SME Expo akan digelar di Jakarta Convention Center.

BACA JUGA:   Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara; Pameran untuk Promosi, bukan Transaksi

“Sampai kapan pun waralaba tetap akan menarik. Orang yang ingin membuka bisnis yang mudah dan bisa dibeli jadi, inilah segmen pasar yang menarik. Meskipun kondisi ekonomi dunia sedang surut, usaha waralaba tetap ada,” kata Andrew Nugroho, Chairman Asosiasi Franchise Indonesia.

World Franchise Summit Indonesia ini menjadi ajang atau momentum sangat penting bagi Indonesia untuk memperkenalkan perkembangan bisnis waralaba. Sebanyak 20 pembicara internasional akan membahas isu-isu perkembangan usaha waralaba di dunia. World Franchise Summit Indonesia akan dihadiri 26 delegasi dari luar negeri, seperti dari Finlandia, Belanda, Cina, Korea, Taiwan, Brasil, dan Jepang.

Ini merupakan kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan World Franchise Summit. Andrew mengatakan, Indonesia mengikuti proses bidding sejak dua tahun lalu di Vietnam, dan salah satu pesaing terberat saat itu adalah Turki. Indonesia berhasil memenangkan tuan rumah World Franchise Summit 2016 karena Indonesia sendiri memiliki potensi bisnis yang besar, terutama di bisnis waralaba. Selain itu, Indonesia memiliki fasilitas pendukung, seperti akses yang sudah siap, perhotelan, dan venue sebagai pendukung untuk pameran. Andrew berharap para pengusaha dari luar negeri dapat melihat usaha waralaba di Indonesia agar dapat memperluas bisnis yang memiliki potensi yang besar.

BACA JUGA:   Industri Event Rugi Rp6,94 Triliun

Novit Cahyani, Manajer Dyandra Promosindo, mengatakan, hal yang menarik pada World Franchise Summit Indonesia ini adalah Indonesia Franchise Awards, yakni sebuah penghargaan waralaba Indonesia yang diharapkan dapat memacu atau memberikan motivasi para pelaku bisnis waralaba untuk semakin berkembang dan lebih baik lagi.

“Para peserta pameran juga tidak sembarangan. Para peserta yang ikut di pameran Indonesia Franchise & SME Expo adalah pelaku usaha yang sudah terbukti, dan produk yang akan dipamerkan juga sudah dikurasi oleh Kementerian Perdagangan,” ujar Novit.

BACA JUGA:   IIMS Hybrid 2022 Siapkan 120 Volunteer Untuk Satgas Covid-19

Sebagai pelaksana acara, Dyandra Promosindo akan menyiapkan kurang lebih 100 kamar hotel untuk para delegasi, antara lain bekerja sama dengan Fairmont Hotel dan Sultan hotel. Untuk keamanan peserta, Dyandra menjalin kerja sama dengan pihak keamanan Jakarta Convention Center, garda utama, dan pihak kepolisian dengan total kurang lebih 100 personel keamanan.

Indonesia Franchise & SME Expo 2016

Target Pengunjung   : 15.000 orang

Target Transaksi      : Rp500 miliar

Ekshibitor               : 250 Ekshibitor

Brand                     : 350 lokal dan internasional

Luas Area               : 5.000 meter persegi

Penulis: Ahmad Baihaki