19 Hotel di Bali Penuh oleh Delegasi Sidang Umum Interpol

Monday, 07 November 16 Venue

Sekitar 1.360 orang yang mewakili delegasi negara anggota Interpol dan non-delegasi menghadiri pembukaan Sidang Umum Interpol atau “International Criminal Police Organization” (ICPO) di Bali Nusa Dua Convention Center pada hari ini, 7 November 2016.

Kombes Pol. Martinus Sitompul, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, mengatakan, jumlah tersebut terbagi atas 830 orang anggota delegasi terdiri atas 13 orang menteri dari 13 negara, 59 orang Kepala Kepolisian, 11 orang anggota Komite Eksekutif Interpol, 94 orang Kepala Delegasi negara anggota Interpol, 651 orang delegasi negara anggota Interpol, dan 2 orang duta besar. Sementara itu, jumlah peserta non-delegasi yang hadir sebanyak 429 orang yang terdiri atas 52 pengamat, 368 peserta pameran, dan 9 orang tamu undangan. Selain itu, ada juga 101 orang yang menemani para delegasi dan non-delegasi tersebut.

Sidang Umum Interpol dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan akan berlangsung hingga 10 November 2016. Sidang Umum Interpol ke-85 ini juga dihadiri Presiden Interpol Mireille Ballestrazzi (dari Prancis) dan Sekretaris Jenderal Interpol Jurgen Stock (dari Jerman). AKBP Ni Wayan Sri, Kepala Bagian Pembinaan Operasi Polda Bali, mengatakan bahwa hingga Minggu siang ada 167 dari 190 negara anggota Interpol yang sudah mengonfirmasi kehadiran mereka dalam acara tahunan itu.

BACA JUGA:   Krisis Ekonomi di Asia Timur dan Pasifik

Kapolri Jenderal Tito Karnavian serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dijadwalkan menjadi pembicara kunci dalam sidang tersebut. Kapolri diagendakan berbagi pengalaman terkait pengungkapan dan pemberantasan terorisme, sementara Menteri Susi akan menyampaikan sejumlah kasus penangkapan ikan ilegal yang marak terjadi di perairan Indonesia serta dampaknya bagi kerusakan lingkungan.

I Made Mangku Pastika, Gubernur Bali, mengatakan bahwa Sidang Umum Interpol tersebut berpengaruh positif bagi pariwisata Bali. Kehadiran ribuan delegasi tersebut memenuhi 19 hotel di Nusa Dua dan sekitarnya, seperti Benoa dan Siligita. Apabila para peserta dan undangan dari tuan rumah Indonesia juga dimasukkan dalam hitungan, sekitar 3.000 orang memadati kawasan Nusa Dua dan sekitarnya dalam hajatan tahunan Interpol tersebut.

BACA JUGA:   Bobobox Luncurkan Program Carbon Offset untuk Menciptakan Bisnis yang Berkelanjutan

Selain hotel, tempat-tempat wisata di Bali juga merasakan dampak positif Sidang Umum Interpol tersebut. Dalam acara-acara pendamping, selain acara utama sidang umum, disebutkan bahwa sebagian delegasi akan mengunjungi  11 obyek wisata di Bali, antara lain Candi Mengwi/Taman Ayun, Bedugul, Museum Pasifika di Nusa Dua, Taman Nusa di Gianyar, Puri Ubud, Museum Rudana, subak Tegalalang, Uluwatu, Tanah Lot, Desa Tenganan, dan Taman Ujung di Karangasem.

Selain hotel dan obyek wisata, sektor transportasi juga menikmati limpahan rezeki dari Sidang Umum Interpol tersebut. Berdasarkan buku panduan Sidang Umum ke-85 Interpol, ada 85 bus yang disediakan untuk antar-jemput peserta selama pra-sidang (kedatangan delegasi), saat sidang, dan pasca-sidang (kepulangan). Selain itu, panitia juga menyewa 140 mobil Innova dan 10 mobil boks. Dengan demikian, total disiapkan 235 unit kendaraan bermotor.

Penggunaan bus bagi para delegasi tersebut bertujuan mengantar para delegasi dari hotel mereka ke tempat acara (BNDCC) atau sebaliknya. Sementara itu, mobil Toyota Innova hanya disediakan bagi ketua delegasi dan para undangan. Untuk kelancaran lalu-lintas kendaraan yang membawa delegasi, disiapkan 92 unit motor pengawal.

BACA JUGA:   Belanda Jajaki Potensi Wisata Halal

Untuk pengamanan di sekitar lokasi acara, Polri telah menyiagakan 3.801 personel yang disebar di beberapa titik. Penguatan keamanan paling banyak berasal dari Polda Bali, yakni sebanyak 1.898 personel. Sidang umum ini juga didukung oleh sekitar 22 kementerian dan lembaga, antara lain Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Luar Negeri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Kementerian Perdagangan.

Penulis: Harry Purnama