Boleh jadi, Kabupaten Temanggung dalam peta pariwisata Jawa Tengah namanya belum akrab di telinga layaknya Magelang, Semarang, Solo, atau Wonosobo. Namun jangan salah, soal daya tarik wisata, Temanggung tak kalah cantik. Pesona alam kabupaten yang dikenal sebagai penghasil tembakau tersebut pun menarik untuk disambangi.
Temanggung merupakan wilayah yang dikelilingi empat gunung, yakni Sindoro, Sumbing, Prau, dan Telomoyo. Wajar saja jika salah satu kekuatan pariwisata kabupaten ini adalah wisata alam. Namun, bukan berarti kabupaten ini tak menyimpan potensi wisata lainnya, seperti wisata sejarah dan budaya yang tak kalah menarik.
Menutup akhir tahun 2021, tim majalah VENUE mendapatkan kesempatan mengunjungi beberapa obyek wisata Temanggung dalam program bertajuk #NjongNangTemanggung, yang dalam bahasa Indonesia artinya ‘Ayo ke Temanggung’.
Ambar Setyowati, penggiat pariwisata Temanggung, mengungkapkan #NjongNangTemanggung merupakan tagar ajakan para penggiat pariwisata Temanggung di media sosial untuk mengunjungi destinasi wisata di Temanggung dalam sehari atau one day tour, mulai dari pusat Kota Temanggung, sampai ke obyek wisata yang berlokasi di dataran tinggi.
Wisata satu hari kali ini kami diajak mengunjungi Pikatan Water Park, Desa Lilir, Embung Kledung, dan kawasan wisata Posong.
Pikatan Water Park
Pikatan Water Park menjadi obyek wisata pertama yang kami kunjungi. Taman air ini berada di Desa Mudal, lokasinya tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Temanggung, hanya empat kilometer. Dikelilingi rimbun pepohonan, Pikatan Water Park menyajikan suasana yang teduh nan asri.
Taman air berluas sekitar 3 hektare ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Menurut Trisman Dodi, Marketing Manajer Pikatan Water Park, konon lokasi Taman Air ini dahulunya diyakini sebagai lokasi pemandian Raja Mataram Kuno dari wangsa Sanjaya di masa kepemimpinan Raja Rakai Pikatan.
“Dahulu di salah satu kolam yang sekarang bernama kolam Klangenan, dasarnya menggunakan batuan candi,” kata Dodi.
Dodi menjelaskan, sebagai tujuan wisata, keberadaan taman air ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dahulu taman ini menjadi tujuan rekreasi orang-orang Belanda yang tinggal di Temanggung. Keberadaannya berlanjut hingga sekarang.
“Sebelum dikelola pemda, namanya Pikatan Indah. Mulai 2010 obyek wisata ini menjadi BUMD dan berubah nama menjadi Pikatan Water Park,” kata Dodi.
Pikatan Water Park memiliki lima kolam dan dilengkapi fasilitas wahana permainan, seperti water slide dan ember raksasa. Pikatan Water Park juga dilengkapi fasilitas budi daya ikan air tawar, panggung hiburan, musala, dan restoran.
“Kami juga memiliki kolam prestasi yang berstandar nasional dan cocok untuk kegiatan lomba renang,” jelas Dodi.
Kampung Mbako, Desa Tlilir
Dikenal sebagai salah satu penghasil tembakau berkualitas, tak lengkap rasanya jika wisata ke Temanggung tidak menggali informasi seputar tanaman tembakau sambil melihat kehidupan para petaninya. Mengunjungi Kampung Mbako di Desa Tlilir menjadi tujuan selanjutnya.
Berada pada ketinggian 1.200-1.300 meter di atas permukaan laut, alam Kampung Mbako menyuguhkan udara sejuk dengan lanskap alam pegunungan. Keramahan warga menyambut rombongan. Di sini, kami mendapatkan banyak informasi seputar tembakau, mulai proses pembibitan hingga proses rajang. Di desa ini pula kami melihat tembakau Srintil, yakni tembakau khas Desa Tlilir.
Menurut Fatur Rohman, Kepala Desa Tlilir, menanam tembakau merupakan profesi turun-temurun warga desa di kaki Gunung Sumbing tersebut.
Jika memiliki waktu longgar, di Kampung Mbako wisatawan dapat menginap di rumah warga yang sudah dipersiapkan sebagai homestay. Wisatawan bisa berbaur dengan pemilik rumah, menggali informasi tentang seni budaya dan tradisi tembakau dengan melinting tembakau yang menjadi ciri khasnya.
Embung Kledung
Destinasi selanjutnya adalah Embung Kledung yang terletak di kawasan Temanggung Barat. Embung atau danau buatan ini lokasinya sangat strategis dan mudah diakses dari jalan yang menghubungkan Temanggung-Wonosobo. Harga tiket masuknya hanya Rp.15.000.
Embung Kledung menyuguhkan pemandangan danau dengan latar belakang Gunung Sindoro dan Sumbing. Embung Kledung merupakan obyek wisata yang didesain sesuai tren milenial dengan spot-spot untuk berswafoto. Tak heran jika obyek wisata ini cukup sering muncul di media sosial.
Embung Kledung merupakan tempat penampungan air hujan yang dibangun dari lahan bekas kebun tembakau dengan luas 83 x 83 meter. Obyek wisata ini dilengkapi dengan fasilitas gardu pandang, gazebo, toilet, musala, dan warung-warung penjual makanan.
Posong
Perjalanan wisata satu hari kami berakhir di kawasan Posong, Desa Tlahab. Obyek wisata yang berada di ketinggian 1.800 meter ini berada di antara Gunung Sumbing dan Sindoro. Untuk masuk ke kawasan wisata ini dikenakan biaya sebesar Rp.20.000.
Ambar mengungkapkan, waktu terbaik menikmati suasana alam di Posong adalah pagi hari untuk menyaksikan matahari terbit dengan pesona lanskap pegunungan yang mengelilingi kawasan ini.
Udara sejuk senantiasa menyelimuti kawasan Posong dengan suhu rata-rata antara 10-15 derajat pada siang hari. Pada saat cuaca cerah, dari gardu pandang Posong tersaji pemandangan tujuh gunung sekaligus: Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, Telomoyo, Prau, dan Ungaran.
Kawasan wisata Posong dilengkapi fasilitas pendukung, di antaranya restoran, kedai kopi, musala, gazebo, hingga space untuk menggelar event outdoor.
Bagi yang ingin menikmati Posong lebih lama, kawasan ini menyediakan fasilitas glamping dengan kapasitas 7 orang, atau tenda dome dengan kapasitas antara 3-4 orang.
KOMENTAR
0