Pada 24-28 April 2019, VENUE bertandang ke Andalusia, Spanyol, untuk menghadiri perhelatan IFA Global Press Conference (GPC) 2019. Dihadiri oleh 300 media dari 55 negara, VENUE merupakan satu-satunya perwakilan media dari Indonesia yang menghadiri acara tersebut.
Oleh: Bayu Hari
IFA GPC merupakan salah satu rangkaian dari Pameran IFA, yang berlangsung di Berlin pada 6-11 September 2019, sebuah pameran dagang internasional di bidang industri teknologi. Tahun lalu, IFA menggunakan area berluas 161.200 meter persegi (net space), diikuti oleh 1.814 peserta pameran, dihadiri 244 ribu pengunjung dari 129 negara, dan transaksi bisnis selama acara sebesar 4,7 miliar Euro atau sekitar Rp74,7 triliun (kurs:15.900).
Sebagai pameran dagang di bidang industri teknologi terbesar di dunia, ada banyak hal yang dapat ditiru dari perhelatan IFA. Seperti belajar dari perhelatan IFA GPC 2019. Tak banyak organizer, seperti Messe Berlin, yang berani mengundang ratusan media dari pelbagai penjuru dunia untuk sebuah konferensi pers. Mafhum, anggaran untuk menjamu para media itu terbilang tak sedikit. Pasalnya, Messe Berlin harus menanggung biaya transportasi (PP), kamar hotel, dan kebutuhan makan dan minum para awak media selama empat hari pelaksanaan.
Bagi penyelenggara, anggaran itu bukanlah agenda buang uang, melainkan sebagai investasi, promosi, dan program untuk memberikan nilai tambah kepada para ekshibitor. Pada acara IFA GPC 2019, beberapa exhibitor IFA diberikan kesempatan sekitar 30 menit untuk mempresentasikan teknologi terbaru yang dimiliki dan kinerja perusahaannya di hadapan 300 wartawan dan blogger.
Salah satunya adalah Philips yang memperkenalkan produk terbarunya: SmartSleep Snoring Relirf Band. Teknologi terbaru untuk terapi para pendengkur ini akan dirilis pada perhelatan IFA September mendatang. Selain itu, Philips juga meluncurkan produk lainnya semisal Philips S7000 (alat cukur pintar), dan Philips Air Purifier Series 4500i (pembersih udara).
Perusahaan lainnya yang memperkenalkan produk terbaru di IFA GPC 2019 ialah TCL. Pada kesempatan itu, TCL tak hanya mempromosikan beragam teknologi teranyar, melainkan juga rekam jejak bisnis perusahaan yang telah berusia lebih dari tiga dekade.
“Tahun lalu kami berada di peringkat 3 untuk pasar TV di Eropa dengan berhasil menjual 28 juta unit sepanjang 2018. Pertumbuhannya sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Frederic Langin VP Sales & Marketing TCL.
Bagi exhibitor yang mengambil momentum berpromosi di IFA GPC 2019 mungkin ada tambahan biaya. Tapi nilai itu dipastikan sebanding dengan nilai berita – promosi produk, brand, dan reputasi perusahaan – yang akan didengungkan oleh ratusan wartawan dan blogger ke pelbagai penjuru dunia.
Tren Pasar
Dalam skala nasional, memberikan kesempatan exhibitor untuk tampil di hadapan awak media dalam sebuah konferensi pers memang sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan penyelenggara pameran. Sebut saja perhelatan Indonesia International Motor Show yang diselenggarakan oleh Dyandra Promosindo. Namun, dalam acara itu lazimnya exhibitor hanya menjelaskan keikutsertaannya, tak secara detail membahas inovasi terbaru dari produknya.
Selain itu, pada acara IFA GPC 2019, juga mendatangkan pembicara ternama yang memaparkan hasil riset, survei dan tren pasar di industri teknologi global. Salah satunya adalah Friedemann Stockle, Vice President Global Post Support yang menyampaikan bahwa nilai penjualan dari produk elektronik (consumer goods) pada 2019 ditengarai mencapai lebih dari 1.052 miliar Euro.
Dari total produk yang terjual itu, produk telekomunikasi (smart phone) mendominasi hingga 44 persen, perabotan rumah tangga 17 persen, IT office product 15 persen, dan consumer electronic 15 persen.
Menurut Hans Joachim Kamp, Chairman of the supervisor board GFU Consumer & Home Electronic, pencapaian penjualan electronik consumer goods untuk pertama kali melampaui angka 1.000 miliar Euro pada 2018, dan tahun ini ditengarai akan bertumbuh sekitar satu persen. “Pasar yang mengalami pertumbuhan di antaranya Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah, dan Afrika,” kata Kamp.
Pembicara lain yang dihadirkan oleh penyelenggara ialah Margot Edelman, Vice President Edelman, yang memaparkan hasil riset terhadap 33 ribu responden dari berbagai dunia tentang Trust Barometer. Salah pernyataan yang menarik ialah kepercayaan terhadap perkembangan teknologi meningkat meningkat di 17 market dari 26 market yang disurvei oleh Edelman, termasuk survei yang dilakukan di Indonesia.
Teknis Pelaksanaan
Tak hanya konten menarik yang disajikan dalam acara IFA GPC 2019, teknis pelaksanaannya pun terbilang rapi. Perihal pengaturan jadwal penerbangan dan hotel tempat media menginap misalnya, sudah diinformasikan lebih dari 30 hari sebelum hari pelaksanaan. Bahkan pengurusan visa perjalanan dan asuransi perjalanan juga ditangani oleh representatif Messe Berlin di masing-masing negara.
Sebelum hari keberangkatan, tim yang mengurusi registrasi juga sangat responsif. Berbagai info terbaru terkait dengan pelaksanaan acara selalu disampaikan kepada peserta IFA GPC, baik melalui email atau pun melalui situs resmi IFA GPC.
Setibanya di Bandara, tim IFA GPC langsung menyambut dana melakukan registrasi ulang para delegasi. Tak lama, setelah masing-masing delegasi mendapatkan name tag dan juga kudapan ringan, tim kemudian mengantar menuju kendaraan untuk menuju hotel tempat menginap.
Pemilihan venue acara Barcelo Punta Umbria Beach Resort di Andalusia, kota otonom yang menyimpan peradapan Islam di Spanyol, juga terbilang tepat. Lokasinya berada di kawasan wisata terpadu, sekitar 90 menit berkendara dari pusat kota.
Dari sisi teknologi, sudah dipastikan nuansanya sangat kental di acara IFA GPC. Mulai dari sistem barcode name tag peserta ketika memasuki ruang konferensi, kualitas layar presentasi, hingga kualitas audio terdengar jernih di telinga. Oleh-oleh lain yang dapat menjadi pembelajaran dari perhelatan IFA GPC 2019 ialah notula dari presentasi masing narasumber ditampilkan dalam bentuk komik, yang kemudian dipajang di selasar ruang pertemuan.
KOMENTAR
0