IFW 2022 Perkuat Aspek Teknologi dan Isu Keberlanjutan

Thursday, 14 April 22 Bonita Ningsih

Indonesia Fashion Week (IFW) kembali digelar dengan format hybrid pada 13-17 April 2022 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta. Acara persembahan Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini telah memasuki tahun ke-9 penyelenggaraan secara offline.

IFW merupakan perhelatan fesyen dan juga trade event yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dunia fesyen Indonesia sekaligus mendorong maju perkembangan fesyen craft nasional. IFW memiliki komitmen untuk menjadi wadah bagi pelaku usaha fesyen dan craft Indonesia dalam mengembangkan produknya di dalam maupun luar negeri.

“Setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19, akhirnya IFW kembali diselenggarakan secara offline. Acara kali ini sebagai bentuk komitmen kami kepada seluruh peserta, pendukung acara, hingga para pengunjung,” kata Ketua Umum APPMI dan Presiden IFW 2022, Poppy Dharsono.

Pada penyelenggaraan tahun ini, IFW, mendapat dukungan dari berbagai pihak salah satunya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Menurut Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, penyelenggaraan IFW 2022 memiliki isu-isu penting yang sejalan dengan program dari Kemenparekraf. Terdapat dua isu yang ditonjolkan yaitu berkaitan dengan aspek digital dan keberlanjutan lingkungan.

BACA JUGA:   Kampanye Wisata KTO Jakarta Ditutup dengan Korea Tourism Award 

“IFW tahun ini berinovasi dengan mengadakan bazar online dan live streaming yang menurut saya menjadi langkah sangat tepat. Ini merupakan kesempatan dan peluang yang kita perlu ambil untuk para pegiat fesyen di tanah air karena fenomena belanja online tidak akan berhenti sampai di sini,” jelas Angela.

Menurutnya, teknologi akan terus berkembang di industri fesyen, terlebih saat ini Indonesia didominasi oleh anak muda yang erat dengan perkembangan zaman. Beberapa survei juga menunjukkan meski ada beberapa kecenderungan penurunan konsumsi terhadap produk fesyen dan aksesori selama pandemi, namun penjualan nomor 1 di e-commerce masih didominasi oleh fesyen dan aksesori. 

BACA JUGA:   Vakum Dua Tahun, Indonesia Fashion Week Kembali Digelar dengan Tema Magnificent Borneo

“Saya juga membaca data bahwa di tahun 2021 Indonesia mencatat pertumbuhan tertinggi yakni 52 persen untuk lama waktu masyarakat dalam menggunakan shopping apps,” Angela menambahkan. 

Oleh sebab itu, Kemenparekraf, terus berupaya untuk mendorong pelaku UMKM ekonomi kreatif, termasuk fesyen agar dapat go digital. Pasalnya, pemasukan negara akan tumbuh cukup signifikan ketika pelaku usaha tersebut bisa go digital

Sementara itu, terkait isu keberlanjutan, menurut Angela menjadi sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh para pegiat fesyen. Hal tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan McKinsey terkait fesyen. Apalagi, saat ini, masyarakat sudah semakin peduli terhadap agenda keberlanjutan mulai dari lingkungan, budaya, hingga ekonomi. 

BACA JUGA:   Digelar Secara Virtual, Festival Bahari Raja Ampat 2020 Dibagi Menjadi Empat Kluster

“Saya personally suka dengan brand-brand lokal yang banyak bermunculan dan menerapkan sustainable practices mulai dari bahan yang ramah lingkungan. Mereka juga ada yang memberikan pelatihan-pelatihan kepada para ibu-ibu di daerah yang kemudian meningkatkan kapasitas ibu-ibu untuk semakin baik lagi,” jelasnya lagi.

Selama lima hari penyelenggaraan, IFW 2022, menampilkan lebih dari 100 perancang nasional dan juga 370 tenant peserta pameran berkategori kontemporer, wastra, craft, hingga muslim. Dimulai pada pukul 10.00-21.00 WIB, penyelenggaraan IFW menggunakan tiga hall utama JCC yaitu Main Lobby, Plenary Hall, dan Assembly Hall.