Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mulai menghadirkan skema promosi baru untuk menggelar event di luar negeri. Mengusung skema “partnership”, Kemenparekraf akan mengajak pelaku usaha terkait untuk bekerja sama dalam melakukan promosi di luar negeri.
Salah satu bentuk promosi terbaik yang dapat dilakukan di luar negeri adalah dengan berpartisipasi dalam event internasional. Dengan begitu, Kemenparekraf, telah mempersiapkan sejumlah event internasional untuk diikuti salah satunya adalah Incentive Travel & Convention, Meeting Asia (IT&CMA).
Tahun ini, IT&CMA digelar pada 26-28 September 2023 di Bangkok Convention Centre, Thailand. Hadir pertama kali pada tahun 1993, IT&CMA masih menjadi satu-satunya pameran internasional yang diunggulkan dan terbesar bagi para pelaku MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition) di Asia Pasifik.
“IT&CMA 2023 menjadi event pertama kami yang menggunakan skema partnership. Bahkan, beberapa event sebelumnya yang sudah digelar di luar negeri tahun ini, masih belum menggunakan skema ini,” ungkap Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf, Masruroh, saat ditemui dalam acara IT&CMA 2023.
Yung begitu sapaan akrab Masruroh, mengatakan bahwa pada event-event luar negeri sebelumnya masih menggunakan dana sepenuhnya dari Kemenparekraf. Sementara itu, pelaku usaha yang diajak untuk berpartisipasi dalam acara internasional tersebut hanya perlu mengeluarkan anggaran perjalanan saja.
Oleh sebabnya, skema partnership dihadirkan untuk meringankan anggaran yang dikeluarkan Kemenparekraf dalam promosi ke luar negeri. Pasalnya, dalam skema ini, Kemenparekraf hanya mengeluarkan dana untuk sewa lahan dan konstruksi dasar pada booth pameran. Selebihnya untuk dekorasi secara keseluruhan dan lainnya, dihendel semua oleh pelaku industri.
Ia menjelaskan, terdapat beberapa alasan mengapa skema partnership mulai diberlakukan untuk promosi MICE di luar negeri. Selain karena anggaran pemerintah yang terbatas, skema ini memberikan motivasi yang tinggi bagi pelaku usaha untuk mempromosikan produk dan layanannya di bidang MICE.
“Kalau dari segi bisnis, orang yang investasi akan terus termotivasi kan? Jadi, mereka semua yang kami libatkan di sini sudah pasti akan semangat dan ikut menyukseskan acara ini. Jika dibandingkan dengan orang yang ikut saja, biasanya mereka akan lebih berpikir kalau tidak dapat bisnis juga tidak apa-apa,” ujarnya lagi.
Melalui skema ini, pihaknya bisa secara langsung mengkurasi industri-industri mana yang minat dan serius untuk mempromosikan MICE di Indonesia ke negara lain. Pasalnya, selama ini banyak sekali keinginan dari pelaku industri yang ingin melakukan promosi di luar negeri dan melibatkan partisipasi dari Kemenparekraf.
“Mereka banyak yang bilang ke kami ingin berpartisipasi dalam event ini itu. Jadi, solusinya sekarang adalah semua kita serahkan ke mereka dan kita akan dukung. Kita akan coba diskusikan semuanya termasuk skema pembayarannya seperti apa sehingga partnership ini terbentuk,” kaya Yung.
“Kami rasa ini adil ya karena bagaimanapun nanti yang akan mendapatkan bisnis dari event seperti ini ya teman-teman industri. Jadi, kita coba untuk mulai menggunakan skema ini di event IT&CMA 2023,” Yung menambahkan.
Pada penyelenggaraan IT&CMA 2023, Kemenparekraf, mengajak 12 pelaku industri MICE untuk menjadi seller dalam kegiatan trade show. Menempati lahan seluas 23 meter persegi, para pelaku industri mulai memperkenalkan dan mempromosikan keunggulan destinasinya kepada calon pembeli potensial.
Ke-12 industri tersebut adalah The Mulia, Mulia Resort and Villas Nusa Dua, Bali, Movenpick Resort & Spa Jimbaran Bali, The ANVAYA Beach Resort Bali, Bintan Resorts, Grand Hyatt Jakarta, The Ascott Limited, PT. Archipelago International. Lalu ada juga Bali Nusa Dua Convention Center, Montigo Resort Nongsa Batam View, Nongsa Resort, hingga Handara Golf & Resort Bali.
KOMENTAR
0