Penyelenggara APAO (Asia Pacific Academy of Ophthalmology) Congress 2024 di Bali Nusa Dua Convention Center pada 22-25 Februari lalu ternyata tidak hanya sekadar ajang pertemuan akademisi dan profesional di bidang kesehatan mata. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 6.000 peserta dari 80 negara ini turut memberikan dampak ekonomi yang luar biasa bagi Pulau Dewata.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dampak ekonomi dari empat hari penyelenggaraan Kongres APAO 2024 diperkirakan mencapai Rp250,4 miliar. Angka tersebut mewakili kontribusi sebesar 0,94% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali pada tahun 2024. Dampak ekonomi ini terbagi ke dalam tiga komponen utama, yaitu dampak langsung sebesar Rp144,4 miliar, dampak tidak langsung Rp100,8 miliar, serta dampak ikutan sebesar Rp1,1 miliar.
Kongres APAO 2024 tak hanya memberikan dampak ekonomi sebesar Rp250,4 miliar, tapi juga memberikan penciptaan nilai tambah sebesar Rp146,6 miliar, serta menyerap sebanyak 1.836 tenaga kerja di Bali dengan rincian 585 pekerja pada dampak langsung, 1.139 pekerja pada dampak tidak langsung, dan 112 pekerja pada dampak ikutan. Dengan menyerap banyak tenaga kerja lokal, gelaran event internasional berkelas seperti ini membuka peluang ekonomi luas bagi masyarakat setempat.
Sektor penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta sektor Transportasi dan Pergudangan menjadi sektor yang paling terdampak secara langsung dari gelaran kongres ini. Besarnya dampak langsung pada sektor akomodasi mencapai Rp62,8 miliar, sektor transportasi udara (domestik) sebesar Rp22,5 miliar, dan transportasi darat Rp17,3 miliar. Sementara untuk sektor makan minum, dampak langsungnya mencapai Rp30,7 miliar.
Sementara itu, dampak tidak langsung lebih terasa pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran senilai Rp25,1 miliar, serta sektor jasa lainnya sebesar Rp28,6 miliar. Dampak tidak langsung juga dirasakan sektor penjualan suvenir yang mencapai Rp14 miliar.
Berdasarkan lama tinggal dan pengeluaran selama di Bali, delegasi internasional rata-rata menginap selama 6,16 hari dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp43,63 juta per orang. Pengeluaran tersebut terbagi menjadi pengeluaran untuk tiket penerbangan internasional (20%), tiket penerbangan domestik (14,9%), dan pengeluaran selama di Bali (65,1%).
Sementara itu, delegasi domestik rata-rata lama tinggalnya adalah 5,49 hari, dengan pengeluaran sebesar Rp18,45 juta per orang. Pengeluaran tersebut terbagi menjadi pembelian tiket penerbangan domestik (14,4%) dan pengeluaran selama di Bali (85,6%).
Secara keseluruhan, terjadi peningkatan kedatangan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada periode 19-25 Februari jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya (12-18 Februari) sebesar 8,6%. Namun, jika fokus pada 4 hari penyelenggaraan Kongres APAO 2024, terjadi peningkatan sebesar 7%, di mana penumpang kedatangan domestik meningkat 14,6% dan internasional 1,6%.
Pencapaian positif dari penyelenggaraan Kongres APAO 2024 ini semakin menegaskan bahwa event MICE menjadi kunci untuk mendatangkan wisatawan berkualitas dan juga memaksimalkan dampak ekonomi bagi tuan rumah. Kesuksesan APAO 2024 dalam menghasilkan multiplier effect ekonomi yang masif tentunya menjadi angin segar bagi pariwisata Bali. Dengan pencapaian dan pengelolaan yang matang, event skala besar seperti ini terbukti mampu menghadirkan berkah bagi seluruh lini perekonomian daerah secara berkelanjutan.
KOMENTAR
0