Dalam rangka merayakan Hari Pahlawan, Yayasan WR Supratman, menghadirkan konser bertajuk “Peluncuran Album Perdana Lagu-lagu Ciptaan WR Soepratman” pada 10 November 2023. Konser ini menghadirkan karya-karya sang pahlawan yang dinyanyikan langsung oleh Antea Putri Turk, seorang cicit buyut dari Ngadini Soepratini yang tak lain adalah kakak kandung WR Soepratman.
Dalam penyelenggaraan konser ini, Yayasan WR Soepratman mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf). Dalam hal ini, Kemenparekraf, memberikan fasilitas berupa venue konser yang berada di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat.
Antea mengatakan terdapat 12 lagu ciptaan WR Soepratman yang dipersembahkan selama konser berlangsung. Beberapa lagu juga telah disempurnakan oleh Antea sebelum pada akhirnya ia nyanyikan dalam konser tersebut. Selain penyanyi, Antea juga merupakan pencipta lagu, komposer, pemain biola, piano, hingga gitar.
12 lagu tersebut adalah Indonesia Raya, Dari Barat sampai ke Timur, Indonesia Hai Ibuku, Matahari terbit, Pahlawan Merdeka, Ibu Kita Kartini, Timur Matahari, Mars Parindra, Mars Surya Wirawan, Mars KBI, Indonesia Tjantik, dan Selamat Tinggal.
“Sebenarnya ada 15 lagu yang ditulis WR Soepratman, tapi, tiga lagi tidak ketemu, padahal kami sudah cari sampai ke Belanda,” ujar Endang Wahyuningsih Josoprawiro Turk selaku Wakil Ketua Umum Yayasan WR Supratman dan cicit kakak kandung WR Soepratman.
Ketua Harian Yayasan WR Supratman, Dr Dario Turk, menambahkan bahwa butuh waktu satu tahun untuk mencari belasan lagu ciptaan sang maestro. Selain bekerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia di Belanda, pihaknya juga melakukan penelitian di perpustakaan nasional dengan bantuan para ahli dan kurator.
“Kami semua berkali-kali meeting mencari lagu selama setahun, dibantu mahasiswa dari Belanda juga dan berbagai pihak. Namun, pada akhirnya kami hanya berhasil mengumpulkan 12 lagu saja,” ucap Dario.
Untuk mematenkan hak cipta WR Soepratman, pihaknya langsung mendaftarkan 12 lagu tersebut pada hak kekayaan intelektual (HAKI). Proses HAKI berada di bawah Direktorat Jenderal Kekayaan Hak Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM.
“Kami sangat sedih dan ironis, ternyata selama ini tidak ada lagu yang terdaftar atas nama WR Soepratman. Makanya, di 2023 ini saya bersama istri harus mendaftarkannya ke HAKI,” dia menambahkan.
Apresiasi Kemenparekraf
Salah satu bentuk dukungan Kemenparekraf dalam konser ini adalah dengan hadirnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Menurutnya, peluncuran album perdana WR Soepratman ini menjadi sebuah milestone di Hari Pahlawan tahun ini.
“Ini adalah capaian yang sangat membanggakan, sukses bagi yayasan yang terus berjuang meluruskan fakta sejarah pahlawan WR Soepratman,” kata Sandiaga.
Sandiaga juga mengapresiasi generasi Z yang dalam hal ini diwakilkan Antea karena mampu mengemas album perdana lagu-lagu ciptaan WR Soepratman. Oleh sebanya, ia mendorong karya-karya generasi muda sekaligus berharap mereka dapat mengambil inspirasi dari sosok WR Soepratman yang berjuang untuk negeri melalui lagu-lagu patriotik dan melodi indah.
“Kami terus mendorong dan tentunya pada hari yang penuh berkah ini kita berharap lagu Indonesia Raya 3 Stanza versi asli dan ada 14 lagu ciptaan WR Supratman lainnya yang sangat patriotik dan indah. Ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda kita,” jelas Sandiaga.
Selama kurun waktu 90 menit, Antea Putri Turk, berhasil menyanyikan 12 lagu ciptaan WR Soepratman yang diiringi oleh rombongan orkestra. Khusus untuk gelaran tersebut, Antea berhasil membuat melodi dua lagu WR Soepratman yang sempat terlupakan dan menjadi harta karun bangsa yaitu “Indonesia Hai Ibuku” dan “Indonesia Tjantik”.
“Antea merupakan salah satu Gen Z yang berhasil mendalami lagu sepenuh hati dan menciptakan melodi. Yang saya kagumi adalah dia bisa gunakan logat saat tahun 1920-an dengan penjiwaan luar biasa. Ini talenta kita yang harus dibawa ke dunia,” ungkap Sandiaga lagi.
KOMENTAR
0