Wisata Gunung Belum Tergarap Maksimal

Friday, 29 September 23 Erwin Gumilar
indonesia mountain tourism conference Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia

Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung. Namun, segmen wisata gunung di Tanah Air masih belum tergarap optimal. Diperlukan kekompakan dari semua stakeholder wisata petualangan untuk menanggok manfaat maksimal dari aktivitas wisata petualangan tersebut.

Rahman Muhlis, Ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), minat masyarakat berwisata mendaki gunung terus meningkat sehingga perlu ada pengembangan dari banyak aspek untuk memaksimalkan manfaat dari munculnya tren tersebut.

Menyikapi tantangan tersebut, APGI berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar pertemuan pertama para pelaku wisata gunung bertajuk Indonesia Mountain Tourism Conference yang dilaksanakan di Hotel Santika Hayam Wuruk Jakarta, (27/09).

Menurut Rahman, Indonesia Mountain Tourism Conference lahir dari keresahan para pelaku wisata gunung yang melihat minat masyarakat makin tinggi namun masih ada banyak hambatan untuk memaksimalkan potensi yang ada. Rahman juga berpendapat perlu ada peningkatan kualitas dari berbagai aspek selain dari sumber daya manusia, dan menyinergikan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan aktivitas wisata alam.

BACA JUGA:   IGDX 2022 Dukung Potensi Game Developer Lokal

“Kebijakan terkait aktivitas wisata gunung ini ‘kan lintas sektoral. Kami harap dengan pertemuan ini kami bisa duduk bersama menyamakan visi untuk mengembangkan potensi wisata gunung di Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut Rahman memaparkan, berdasarkan data yang dihimpun sebelum terdampak langsung pandemi Covid-19, wisata gunung telah mendatangkan kunjungan wisatawan sebanyak 150.000 wisatawan mancanegara dan 3 juta wisatawan nusantara serta memberikan kontribusi devisa sebesar US$150 juta.

BACA JUGA:   FLOII Expo 2023 Kuatkan Visi Perkembangan Florikultura di Indonesia

“Harapan saya, dari event ini juga kami bisa mendapatkan output mengenai prinsip wisata gunung berkelanjutan, komitmen ke depan agar semua pihak bisa berperan mendukung wisata gunung yang berkelanjutan,” jelasnya.

Sementara itu, Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, mengungkapkan, potensi wisata gunung di Indonesia masih belum mendapat perhatian serius. Dirinya mengharapkan terselenggaranya konferensi ini dapat menjawab tantangan tersebut.

“Kami mendukung penuh kegiatan ini agar bisa menjadi solusi mengembangkan wisata gunung agar bisa memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat. Kami berkumpul bersama dengan seluruh pemangku kepentingan agar bisa bersinergi,” katanya.

BACA JUGA:   Pameran Jam Tangan Mewah Jakarta Watch Exchange Show 2022 Hadir di Atrium PIK AVENUE

Vinsen mengungkapkan, dari forum ini bisa mengedukasi kepada masyarakat untuk menerapkan wisatawan alam yang bertanggung jawab yang betul-betul memerhatikan aspek CHSE dalam setiap pendakian sehingga gunung-gunung yang menjadi obyek wisata di Indonesia betul-betul sustain dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat.

Indonesia Mountain Tourism Conference dihadiri lebih dari 100 peserta offline dari unsur pemerintahan, federasi, asosiasi pariwisata petualangan, akademisi, lembaga pelatihan, lembaga sertifikasi, tur operator, praktisi, media, influencer, hingga wisatawan.