Detoks Medsos Selama Pandemi

Saturday, 31 July 21 Venue

Saat ini, muncul banyak informasi keliru dan menyeramkan mengenai Pandemi Covid-19, termasuk berita duka. Informasi itu membuat kegiatan di media sosial (medsos) menjadi tidak nyaman.

“Bahkan tak sedikit dari kita yang kemudian merasa tertekan, mudah stres, hingga cemas karena terlalu banyak menerima informasi meresahkan di media sosial,” ujar Clara Marisa Purnamasari, Associate Wealth Planner & International Campuss Ambassador at IMUN dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021).

Fenomena tersebut, kata dia, juga didukung dengan pemberlakuan social distancing yang membuat orang-orang leluasa menghabiskan waktunya berselancar di medsos selama berjam-jam. Akhirnya dapat menyebabkan kecanduan. “Tentu semua hal tersebut bukanlah hal baik dan harus ditanggapi secara bijak,” katanya.

Menurutnya, salah satu cara yaitu melakukan detoks media sosial, yakni mengurangi bahkan menghentikan sementara aktivitas di media sosial. “Sebagian besar orang telah melakukannya diberbagai belahan dunia untuk memperbaiki diri dan menyeimbangkan kehidupannya didunia nyata,” kata Clara. Dia pun memberikan tiga alasan mengapa perlu melakukan detoks media sosial selama pandemi Covid-19.

  • Berpengaruh pada kesehatan mental.
BACA JUGA:   Masyarakat Diminta Peka Dalam Mencegah Paham Radikal

Alasan mengapa perlu melakukan detoks media sosial selama pandemi Covid-19 karena penggunaannya mempengaruhi kesehatan mental. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami kecemasan bahkan depresi. Tentu saja hal ini menjadi masuk akal mengingat penyebaran informasi yang ada pada media sosial sangat luas dan tidak terbatas, bahkan berita palsu berkeliaran di sana. Jika tidak memiliki filter yang baik untuk menyaring berita tentu hal ini sangat berbahaya.

  • Mempengaruhi kesehatan fisik.
BACA JUGA:   Sederet Kejahatan Digital Mengancam Media Sosial

Bermain media sosial juga bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan fisik. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan tidur hingga insomnia. Sebuah penelitian mengenai penggunaan media sosial mengungkapkan orang-orang lebih menyukai melakukan aktivitas di media sosial pada malam hari. Hal ini mengikis waktu yang seharusnya dipakai tidur. Kemudian sinar dari layar ponsel juga dapat mengganggu kualitas tidur seseorang.

•             Mulai membenahi kehidupan nyata.

Alasan mengapa harus melakukan detoks media sosial saat pandemi Covid-19 ialah mulai membenahi kehidupan nyata. Selama social distancing, punya banyak waktu untuk mulai memerhatikan dirimu sendiri.

Clara mengatakan, sesungguhnya banyak kegiatan yang bisa dilakukan daripada menghabiskan waktu dengan percuma di media sosial. “Kamu bisa memulainya dengan merawat diri, bercengkrama dengan orang rumah, dan membersihkan perabotan rumah yang mulai terbengkalai.”

BACA JUGA:   Jadi Alat Pembayaran Masa Kini, Ini Kelemahan e-Wallet

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).