Masyarakat Lebih Berani di Ruang Digital

Wednesday, 06 October 21 Venue

Survei dari Digital Civility Index menyatakan Indonesia sebagai negara paling tidak sopan di ruang digital. Hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat yang ramah di dunia nyata. Beberapa kasus bully yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di ruang digital, yakni menyerbu akun Microsoft karena hasil survei DCI, menghujat TikTokers Filipina, dan lainnya.

“Masyarakat lebih berani di ruang digital karena saat bertemu langsung cenderung lebih sungkan dan takut menyinggung perasaan orang lain,” kata Diding Adi Parwoto, Praktisi IT & Penggiat Literasi Digital dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Senin (04/10/2021).

Menurut dia, berbeda dengan di ruang digital, masyarakat tidak berhadapan secara langsung karena ada perantara gawai. Oleh karena itu, masyarakat banyak yang merasa bebas mengekspresikan apapun tanpa adanya batasan di ruang digital.

BACA JUGA:   Ragam Profesi Incaran Perusahaan di Era Digital

“Kalau melihat komentar-komentar netizen, kita kehilangan ketenangan, berpikir sistematis, cara berpikir kritis dialektis, melihat sesuatu dari multiperspektif dan menyeluruh. Sehingga, kita dapat dikatakan telah kehilangan kebijaksanaan kita,” ujar dia.

Diding mengatakan, masyarakat Indonesia masih kurang bijak dalam menangani sisi negatif di ruang digital. Hal ini bisa dipicu karena obsesi pada kecepatan mendapatkan informasi, terlalu reaktif, rentan akan hoaks, kehilangan stamina berpikir, adanya echo chamber dan filter bubble.

“Pada dasarnya, ketika kita berkomentar secara bijak sama dengan menghargai diri sendiri,” ujar Diding. Selain itu, lanjut dia, komentar bijak sebagai bentuk menghargai orang lain dan menciptakan lingkungan yang sehat di ruang digital. “Komentar bijak ini harus sopan dan santun, tidak menyebarkan konten pornografi, tidak bertentangan dengan SARA, beropini sesuai fakta, dan selalu memeriksa dan memastikan kebenaran,” kata dia.

BACA JUGA:   Data Pribadi Perlu Dilindungi, Ini Alasannya

Diding mengatakan, “ketika kita berada di ruang digital, kita perlu mematuhi aturan di dalamnya. Seperti pepatah di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” ujar dia.  

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Hindari Phishing, Jaga Data Pribadi

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).