Memulai Bisnis di Era Digital

Tuesday, 14 September 21 Venue

Hadirnya internet memudahkan kita semua untuk mengakses apapun tanpa batasan, baik itu positif atau negatif. Namun, menurut Moh. Rizki Firdaus, Direktur Utama CV. Kreasi Anak Nusantara daripada memanfaatkan internet untuk hal-hal negatif, kita bisa memanfaatkannya untuk hal positif, seperti berbisnis online.

“Di zaman dulu kita harus punya modal yang besar baru memulai bisnis, tapi dengan adanya internet terbuka lebar kesempatan untuk banyak orang memulai bisnis dan hal lain. Kesempatan diaksesnya juga oleh jutaan orang,” ujarnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 20210 wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (13/9/2021).

Menurutnya, kgiatan bisnis online ini didukung oleh penetrasi internet di Indonesia yang semakin meningkat tiap tahunnya. Sistem ekonomi pun berubah dari konvensional menjadi digital. Menurut Rizki, hal tersebut sangat potensial untuk memulai bisnis di era digital.

BACA JUGA:   Antisipasi Penyalahgunaan Jejak Digital

“Kalau kita go digital, permintaan yang akan diberikan terhadap UMKM semakin luas juga. Ketika UMKM ini go digital kemungkinan permintaannya dari 202 juta orang pengguna internet. Jadi sangat luas sekali,” ujarnya.

UMKM, kata Rizki, saat ini berkontribusi ke pendapatan domestik bruto nasional sebesar 60 persen. Selain itu, UMKM paling besar menyerap tenaga kerja, yakni sebanyak 97 persen. “Dengan berbisnis online, kita mungkin dapat menerima manfaat berikut, biaya ringan atau efisien berbeda dengan bisnis offline, jangkauan pembelinya luas bahkan bisa go international, mudah dijalankan, dan memperpendek jarak,” kata dia.

Saat berbisnis online, menurutnya, platform yang bisa digunakan untuk pemasaran pun beragam, mulai dari media sosial, marketplace, hingga Google Bisnisku. Akan tetapi, lanjut dia, Instagram merupakan platform media sosial terpopuler dalam memasarkan suatu produk. Rizki mengatakan, ketika membuat akun Instagram perlu memastikan terlebih dahulu akun yang akan digunakan merupakan akun jualan online bukan pribadi.

BACA JUGA:   Menciptakan Jejak Digital Positif

“Optimalkan akun Instagram tersebut menggunakan profil seperti username, nama toko gambar, dan bio akun untuk meyakinkan pembeli. Kemudian, riset akun bisnis sejenis untuk mengembangkan bisnis kita dan amati, tiru, modifikasi bagaimana akun lain menjalankan bisnisnya,” tuturnya.

Selanjutnya, kata dia, berinteraksi dengan pembeli dengan memberikan edukasi, tips, dan konten-konten yang menarik minat. “Interaksi ini bisa memunculkan brand awareness dari pembeli,” ujar dia.

Rizki juga menuturkan, perlunya membangun konten di akun kita dengan foto produk, caption, yang menarik pembaca/pembeli, dan hashtag agar bisnis mudah untuk ditemukan. “Kita perlu memulai bisnis terlebih dahulu untuk menentukan pola sukses dari masing-masing bisnis. Setiap orang memiliki pola sukses yang berbeda dalam bisnis sehingga perlu banyak trial dan error untuk mengetahuinya.”

BACA JUGA:   Rahasia Internet yang Kurang Disadari Masyarakat

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).