Menggunakan Media Sosial Agar Lebih Produktif

Wednesday, 17 November 21 Venue

Masyarakat Indonesia, menurut data Hootsuite, menghabiskan waktu hampir 9 (Sembilan) jam sehari untuk menggunakan internet. Sementara itu 3 (tiga) jam di antaranya dihabiskan untuk bermain media sosial.

“Untuk itu kita harus pandai-pandai dalam memakai media sosial dalam waktu 3 jam tersebut dan menggunakannya supaya lebih produktif,” kata Whisnu Bakker, Head of Digital Marketing di Paragon Picture, dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (16/11/2021).

Menurut dia terdapat 7 (tujuh) cara agar penggunaan media sosial kita bisa lebih produktif dan kegiatan media sosial bisa lebih membangun. Pertama, mencari saran. Whisnu mengatakan, media sosial memiliki banyak sekali pengguna di dalamnya, termasuk dengan komunitas-komunitas. Dari komunitas tersebut, kita bisa meminta pendapat atau saran sebagai acuan dari pemikiran kita terhadap suatu topik.

Kedua, memecahkan masalah. Komunitas-komunitas di media sosial, kata dia, juga tak jarang memberikan konten yang bisa menjadi solusi bagi followersnya. “Bahkan kita juga bisa bertanya langsung mengenai pemecahan masalah kepada pengguna media sosial,” ujar dia.

BACA JUGA:   Bijak Saat Berkomentar di Media Sosial

Sementara ketiga yaitu networking. Menurutnya terdapat 61 persen penduduk yang terkoneksi di media sosial dalam 3 jam. “Kita punya kesempatan untuk menjangkau semua orang itu. Ketika ada media sosial, networking sangat mudah dilakukan karena kita bisa berkenalan dengan siapapun di media sosial,” kata Whisnu.

Dia menambahkan, “kita bisa gunakan media sosial untuk cari client, mencari pekerjaan, berkenalan dengan pihak profesional, atau mencari komunitas yang sehobi dengan kita,” ujar Whisnu. Sedangkan keempat yaitu mendapatkan feedback. Media sosial, lanjut dia, berguna untuk mendapatkan masukkan mengenai ide, produk, atau karya yang dibuat. Dari pengguna media sosial tersebut, kita bisa mendapatkan feedback yang cukup beragam juga. Feedback tersebut bisa dijadikan masukkan agar produk atau karya kita menjadi lebih baik lagi.

BACA JUGA:   Hoaks, Ibarat Leviathan di Era Digital

Kelima menurut Whisnu yaitu berkomunikasi dan berinteraksi. Pemanfaatan media sosial, kata dia, memang sebagai sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan pengguna lain tanpa terbatas ruang dan waktu. Sementara keenam menemukan ide. Di dalam media sosial terdapat banyak pengguna dan kreator. Hal tersebut bisa menjadi stimulan atau sumber ide dan referensi untuk menciptakan karya-karya baru di media sosial.

Ketujuh, lanjut Whisnu, yaitu menghindari hal negative. Media sosial bisa menjadi positif atau negatif tergantung penggunaannya. “Supaya selalu positif, kita harus mengikuti orang-orang yang positif juga.”

Whisnu menambahkan, penting soal siapa yang kita follow karena dari situ kita bisa mendapatkan konten positif atau negatif. Kalau akun yang menyebarkan berita hoaks itu di unfollow saja. Kita follow akun-akun yang bersifat positif dan bisa membangun diri kita sendiri,” ujar Whisnu. Dia juga mengatakan, untuk selalu memastikan bahwa diri kita juga melakukan hal-hal yang positif di media sosial.

BACA JUGA:   Kenali Kecanduan Medsos, Ini Tanda-Tandanya

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).