Jejak digital mungkin dapat membawa kita menjadi orang yang kurang beruntung. Sebab informasi di ruang digital itu mudah diduplikasi dan disebarluaskan tapi sulit dilenyapkan sekalipun sudah terhapus.
“Tidak pernah bosan para pegiat literasi digital mengingatkan untuk berpikir kritis sebelum posting. Kemudian data-data pribadi pun jangan pernah dibagikan seperti KTP, paspor, kartu keluarga, sertifikat vaksin dan semua data kita yang lengkap,” ujar Ferri Andrianov, Chief of Diksi Creative Space dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021).
Ferri bercerita, seperti yang sekarang sedang banyak terjadi adalah tiba-tiba seseorang mendapatkan transferan uang dari salah satu pinjaman online. Padahal dia sama sekali tidak pernah meminjam.
“Akhirnya yang terjadi adalah beberapa bulan kemudian foto dan kontaknya tersebar sebagai orang yang tidak mau membayar hutang. Dia diminta untuk membayar pinjaman beserta bunganya yang cukup besar,” ujar Ferri.
Berkaitan dengan dengan menjaga jejak digital, menurut dia, pengguna internet harus paham circle ketika berinteraksi. Kenali dengan siapa berbicara, batasi diri untuk tidak gegabah membagikan informasi. “Terutama media sosial yang tidak dikunci karena siapapun dapat melihat kita. Selanjutnya sebagai warga digital, wajib untuk berpartisipasi membanjiri ruang digital dengan konten yang positif,” ujar dia.
Dia menambahkan, “jangan hanya karena konten kita berbangga mem-posting hal buruk, seperti cyberbullying, menghasut, ujaran kebencian atau bahkan rasisme. Sebab apa yang sudah kita lontarkan, meskipun hanya dalam bentuk komentar saja di postingan orang lain bukan di status kita.”
Menurut dia, ada nama kita yang berkomentar seperti itu. Bisa saja ada orang yang menangkap layar lalu melaporkan karena merupakan bentuk dari pencemaran nama baik atau yang lainnya.
Ferri mengatakan, jejak digital ada kaitannya dengan apa yang orang liat kita di masa depan. “Tidak pernah tahu di masa yang akan datang kita akan melakukan kerjasama atau akan dipercaya untuk mengemban sebuah jabatan tertentu. Namun yang terjadi bisa saja ada jejak digital kurang baik yang dapat langsung mempengaruhi penempatan kita.”
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0