Pukulan terhadap industri pariwisata akibat pandemi covid-19 turut memukul para pemain di industri tersebut, salah satunya Biro Perjalanan Wisata (BPW). Adanya travel warning hingga akhirnya travel ban yang diberlakukan negara-negara terdampak penyebaran virus menjadikan pasar wisata terganggu. Hal tersebut menyebabkan para BPW kehilangan pasar, baik outbound dan inbound, sehingga kegiatan operasional terhenti.
Berdasarkan laporan ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia) yang dirilis 6 April 2020, BPW yang menjadi anggota Asita di berbagai provinsi seperti “dirumahkan” dengan berbagai konsekuensinya. Menurut laporan, sebagian BPW hanya memberikan gaji pokok pada karyawannya, dan ada juga yang membayarkan gaji hanya 50 persen dari gaji pokok, bahkan ada yang memberlakukan cuti tanpa dibayar. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengatasi kesulitan cash flow yang disebabkan banyaknya deposit yang dibayarkan ke maskapai penerbangan atau hotel.
Untuk itu, Nunung Rusmiati, Ketua Umum Asita, berharap adanya bantuan dari pemerintah kepada seluruh anggota Asita yang terdampak COVID-19. Untuk pengusaha BPW, ASITA meminta diberikan kredit lunak berbunga rendah untuk menjaga cashflow perusahaan untuk bertahan dengan tetap bisa membayar gaji karyawan dan THR serta operasional perusahaan. Lalu usulan yang kedua adalah keringanan pajak, BPJS, biaya listrik, dan retribusi lainnya. Dan usulan yang ketiga adalah dukungan promosi untuk pasar inbound maupun outbound, serta dukungan domestik untuk ASITA Wisa Travel Fair pada September nanti.
Selain itu, Asita juga menyampaikan harapan agar pemerintah, khususnya Kemenparekraf, secara aktif melakukan promosi serta roadshow ke negara-negara pasar utama destinasi Indonesia untuk meyakinkan mereka kembali berkunjung ke Indonesia, memprioritaskan promosikan daerah-daerah yang tidak terdampak covid-19, serta selalu menyampaikan informasi secara jujur dan terbuka agar media dalam negeri dan luar negeri bisa memantau dan memahami semua upaya yang dilakukan dengan baik.
Di saat krisis ini ASITA tidak berdiam diri. Beberapa kegiatan dilakukan secara online yang berguna bagi para anggota untuk mengembangkan networking, meningkatkan kapasitas diri, serta kemampuan dan pengetahuan. Kegiatan tersebut di antaranya acara Bincang Bisnis ASITA yang digelar setiap Sabtu jam 14.00 WIB. Acara ini membahas berbagai isu terkini mengenai bisnis inbound, outbound, umroh/haji, pasar domestik, sertifikasi SDM, digital marketing, dan lain-lain.
Selain itu, juga digelar diskusi tentang destinasi baru di Indonesia, upgrade knowledge untuk meningkatkan kreativitas dalam membuat variasi rute-rute baru untuk pasar inbound dan domestik. Kegiatan yang dilakukan secara online ini melibatkan BPW yang berpengalaman memiliki keahlian tertentu agar nantinya saat kondisi pulih mereka sudah siap untuk menawarkan destinasi dan rute-rute baru.
KOMENTAR
0