Perusahaan konsultan properti, Colliers Indonesia, menyebutkan bahwa perhotelan, ritel, dan kawasan industri menjadi sektor yang pulih lebih dulu dibandingkan sektor lainnya. Dalam hal ini, Colliers Indonesia menjadi pakar konsultan yang mengurusi bidang perkantoran, apartemen, ritel, hotel, dan kawasan industri.
“Sektor yang paling naik duluan adalah kawasan industri. Sedangkan, sektor hotel sudah berada di titik jam 7 dan 8 artinya recovery sektor hotel sudah menuju perbaikan menyusul sektor ritel,” kata Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia.
Ferry menilai kinerja sektor perhotelan sudah mulai kembali pulih karena dipengaruhi oleh beberapa faktor di dalamnya. Salah satu yang paling berpengaruh adalah kebijakan pemerintah untuk menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih mudah untuk melakukan kegiatan bisnis maupun pariwisata.
“Salah satu yang menghambat pintu hotel adalah saluran pintu kedatangan pariwisata yang diperketat. Dengan tidak adanya PPKM, maka, kunjungan wisatawan meningkat dan okupansi kembali naik. Ini yang membuat sektor hotel menuju tingkat pemulihan,” ujarnya lagi.
Berdasarkan catatan Colliers, peningkatan performa hotel telah terjadi di seluruh daerah jangkauannya yaitu Jakarta, Bali, dan Surabaya. Bahkan, pada tahun 2022 ini, kinerja hotel di Jakarta dan Surabaya sudah mulai mendekati angka okupansi sebelum masa pandemi COVID-19.
“Hotel Jakarta dan Surabaya ini memiliki karakter hampir sama yaitu ditunjang aktivitas bisnis. Di saat bisnis sudah mulai tumbuh, maka, performa hotel di dua kota ini sudah relatif lebih normal. Berbeda dengan Bali yang baru menuju pemulihan karena ditunjang dengan kegiatan pariwisata,” ucap Ferry lagi.
Sementara itu, dua sektor lainnya seperti perkantoran dan apartemen dianggap masih jauh dari segi pemulihan sampai akhir tahun 2022. Beberapa faktor telah menjadi alasannya seperti kinerja yang kurang baik dari tahun ke tahun yang terjadi pada sektor apartemen.
“Tingkat konfiden masyarakat terhadap apartemen ini sudah mulai menurun sejak tahun 2015 lalu, kemudian pandemi memperparah keadaannya. Bahkan, sampai pertengahan 2022 ini kurang dari 300 unit saja yang terjual. Jumlahnya sangat kecil,” jelas Ferry.
Sedangkan untuk perkantoran, Ferry, menilai ada beberapa indikasi yang menunjukkan belum adanya perbaikan hingga akhir tahun ini. Salah satu masalahnya adalah permintaan sewa yang mengalami penurunan, namun jumlah pasokannya selalu signifikan bertambah.
“Beberapa tahun terakhir ini yang paling banyak mencari ruang kantor adalah perusahaan e-commerce. Namun, tingkat permintaannya cenderung belum stabil dan kalau mencari ruang kantor baru, mereka mencarinya yang tidak begitu luas jika dibandingkan dengan kantor sebelumnya,” jelasnya lagi.
KOMENTAR
0