Batik semakin menjadi pakaian wajib bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dulu mungkin batik hanya sering digunakan pada acara-acara resmi, tapi sekarang hampir di setiap acara banyak terlihat orang-orang yang mengenakan batik. Batik sudah menjadi identitas diri bangsa Indonesia. Batik tidak lagi hanya dikenakan oleh orang tua, tapi sudah bertransformasi dan dimodifikasi sehingga tampil lebih modern dan banyak digunakan oleh anak muda. Batik juga tidak hanya tampil sebagai pakaian, tapi juga sebagai aksesori pendukung, seperti tas, sepatu, hiasan rambut, bahkan kalung buatan tangan.
Dalam rangka mempromosikan dan memperkenalkan batik asli Indonesia ke masyarakat Indonesia dan dunia, Yayasan Batik Indonesia menyelenggarakan Gelar Batik Nusantara 2015 di Jakarta Convention Center pada 24-28 Juni 2015. Menurut Ratna Djoko Suyanto, Ketua Pelaksana Gelar Batik Nusantara 2015, melalui acara ini dapat lebih memperkenalkan batik sebagai warisan asli budaya Indonesia ke seluruh dunia.
“Selain itu juga, melalui acara ini kami ingin menjadikan batik sebagai ikon nasional dan mampu menjadi identitas bangsa Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri,” ungkap Ratna.
Ratna menambahkan, penyelenggaraan GBN tahun ini menampilkan ikon batik Cirebonan, batik Solo, dan Papua. Namun, Gelar Batik Nusantara 2015 akan lebih mengangkat batik wilayah timur, khususnya dari Papua. Alasannya adalah Gelar Batik Nusantara ingin memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia bahwa batik bukan hanya ada di Indonesia barat, tapi di Indonesia timur juga ada.
“Kekuatan batik Indonesia timur, khususnya batik Papua, adalah dari motifnya yang lebih menampilkan unsur alam dan budaya daerah Papua,” terangnya.
Pameran yang memasuki tahun ke-9 ini mengusung tema “Batik, Pemersatu Bangsa” dan akan diikuti oleh 350 perajin batik dari seluruh Nusantara dengan target transaksi di atas Rp26 miliar dan jumlah kunjungan mencapai 20.000 pengunjung. Lanjut Ratna, meskipun perekonomian Indonesia sedang lesu, tapi karena pencinta batik di Indonesia terus tumbuh maka target di atas Rp26 miliar sudah sangat realistis.
“Pada penyelenggaraan tahun ini perajin yang terlibat semakin banyak. Di mana pada penyelenggaraan dua tahun sebelumnya hanya mencapai 348 perajin batik dengan jumlah transaksi mencapai Rp26 miliar dan pengunjung mencapai 18.000,” kata Ratna.
Kegiatan lain yang diadakan di Gelar Batik Nusantara 2015 antara lain talk show, workshop, peluncuran buku, hiburan, serta fashion show yang menampilkan rancangan terbaru dari 14 desainer seperti Danar Hadi, Parang Kencana, Carmanita, Ghea Panggabean, Canting Madura, Nes, BI, Barli Asmara, Didiet Maulana, Lenny Agustin, Dian Pelangi, Tayada, Nita Seno Adji, dan Wignyo Rahadi.
Penulis: Pasha Ernowo
KOMENTAR
0