Potensi Indonesia untuk mengembangkan wisata halal di negaranya semakin terbuka lebar. Hal ini dibuktikan dengan adanya kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UAE).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan kerja sama tersebut berupa rencana investasi dari UAE untuk membangun wisata halal di Provinsi Aceh. Berdasarkan pertemuan pertamanya, UAE, telah tertarik mengembangkan wisata halal di Pulau Banyak, Aceh.
“Memang betul ada rencana investasi dari Uni Emirat Arab. Sekarang kita lagi menyusun langkah-langkah detailnya terkait kerja sama tersebut,” ungkap Bahlil.
Menurut Bahlil, terdapat beberapa poin yang telah disiapkan BKPM untuk dibahas bersama dengan Uni Emirat Arab. Salah satu di antaranya adalah insentif dan izin yang diminta pihak UEA terkait pembangunan kawasan wisata halal di Provinsi Aceh.
Setelah menyusun detail kerja samanya, pihaknya, akan mematangkan rencana investasi tersebut kepada pemerintah UEA. Langkah cepat yang akan dilakukan BKPM adalah dengan mengunjungi negara tersebut untuk membahas kerja sama ini pada November 2021 mendatang.
Dalam rencana kunjungannya ke UEA, Bahlil, mengungkapkan akan mengajak perwakilan K/L terkait seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Selain membahas investasi, tujuan lain mengajak Kemenparekraf adalah agar dapat membahas persoalan wisata alam yang ada di Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengaku telah mengetahui rencana UEA untuk berinvestasi di sektor parekraf. Salah satu investor yang telah tertarik untuk mengucurkan dananya ke Provinsi Aceh adalah Murban Energy.
“Total investasi yang ditawarkan itu antara US$500-700 juta atau sekitar Rp 10 triliun. Leading kandidat destinasinya adalah Pulau Banyak dengan gugusan pulau-pulau kecil di dalamnya,” ujar Sandiaga.
Nantinya, nilai investasi tersebut akan digunakan untuk pembangunan tempat penginapan hingga fasilitas pariwisata lainnya. Selain itu, dana tersebut akan dimaksimalkan untuk menyelesaikan pembangunan bandara udara dan infrastruktur lainnya yang berada di wilayah tersebut.
“Kami juga akan menggunakannya untuk membangun ekosistem parekraf di Provinsi Aceh yang menjadi satu travel pattern seperti Danau Toba. Kami jadikan travel pattern karena jaraknya tidak terlalu jauh dengan pusat kota di sana,” ucap Sandiaga lagi.
KOMENTAR
0