Pemerintah Indonesia optimistis industri pariwisata akan kembali pulih, meskipun masih berada di tengah pandemi Covid-19. Selain mematuhi protokol kesehatan secara disiplin, pemulihan pariwisata dipengaruhi dengan tingkat vaksinasi yang tinggi.
“Mungkin pariwisata akan menjadi sektor yang paling terakhir pulih, namun, kami yakin bangsa ini bermental baja dan selalu menaati protokol kesehatan secara ketat. Pemberian vaksinasi juga akan terus kami lakukan untuk membentuk herd immunity,” jelas Henky Manurung, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) saat menghadiri webinar “Bobobox Market Outlook: Outdoor Travel Experience.”
Kehadiran varian baru Covid-19 Omicron juga menjadi perhatian khusus pemerintah dalam melakukan program pemulihan pariwisata Indonesia. Pemerintah juga akan melangkah secara hati-hati untuk mencegah masuknya varian Omicron karena hingga saat ini varian tersebut belum masuk ke Indonesia.
“Saat ini kita tengah waspada akan ada gelombang ketiga dengan hadirnya varian baru ini. Seluruh pelaku parekraf, termasuk akomodasi tidak boleh lalai dari protokol kesehatan mulai dari front office hingga seluruh kawasan hotel,” ungkap Henky lagi.
Kemenparekraf juga akan terus menggenjot program vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia bersama pihak-pihak terkait. Henky menyebutkan, hingga saat ini, Kemenparekraf telah berhasil menyalurkan vaksinasi kepada hampir 1 juta orang yang tersebar di 34 Provinsi Indonesia.
“Berdasarkan data di Jerman, hampir sebagian besar orang yang terkena virus Omicron di sana adalah yang belum melakukan vaksinasi. Maka dari itu, pemerintah dengan pelaku usaha lainnya harus segera mencapai herd immunity,” ucapnya.
Alexander Nayoan, Ketua Pelatihan Sumber Daya Manusia di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), juga meyakini bahwa pariwisata dapat terus meningkat ke depannya tanpa melihat jenis virusnya. Bahkan, saat ini dia melihat bisnis pariwisata sudah terus bergerak ke atas, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.
“Pandangan kami di dunia pariwisata, khususnya perhotelan sudah sangat positif bisnisnya dan melaju lancar. Walaupun, memang masih ada beberapa daerah yang belum terlihat perkembangannya saat ini seperti Pulau Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi,” kata Alexander di acara yang sama.
Bahkan, kehadiran varian baru Covid-19 Omicron dinilai tidak akan mengganggu peningkatan pariwisata di Indonesia. Pasalnya, hingga saat ini belum ada kasus yang terdeteksi akibat varian Omicron di Indonesia. Menurutnya, berdasarkan penelitian dari para ahli, virus Omicron tidak dapat menyebar secara cepat di negara tropis seperti Indonesia.
“Data penelitian ini sudah dikonfirmasi oleh Pak Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu. Disebutkan bahwa virus Omicron di negara tropis seperti Indonesia, tidak akan seganas di negara-negara yang ada musim dinginnya. Kenapa saat ini virus Omicron tengah merajalela di Eropa karena di sana sedang musim dingin,” jelas Alexander.
KOMENTAR
0