Pandemi COVID-19 telah membuat banyak industri kehilangan bisnisnya, salah satunya ialah pariwisata. Beberapa subsektor pariwisata, seperti MICE, juga telah merasakan dampaknya sehingga tidak ada lagi pemasukan yang didapat selama pandemi berlangsung.
Tidak hanya kehilangan bisnis, pandemi ini juga menyebabkan banyak orang kehilangan lapangan pekerjaan yang berasal industri MICE. Dalam laporan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), terdapat 54.871 hingga 90.463 pekerja dari industri kreatif, salah satunya MICE, yang terdampak akibat adanya pandemi COVID-19.
“Pelaku usaha yang terlibat di industri MICE itu sangat banyak, tidak hanya pengelola venue, EO, atau pekerja kreatif, tetapi sektor kreatif seperti pembuat suvenir juga terdampak,” kata Iyung Masruroh, Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf.
Melihat kondisi tersebut, Kemenparekraf akan membuat rencana pemulihan sektor MICE agar para pelaku usahanya dapat segera menjalankan bisnisnya. Langkah-langkah ini akan dilakukan secara bertahap oleh pemerintah hingga menunggu pandemi COVID-19 berakhir.
Langkah pertama yang akan dilakukan Kemenparekraf ialah menyusun protokol pelaksanaan kegiatan MICE pasca-pandemi COVID-19. Menurut Iyung, protokol yang akan dibuat akan mengedepankan tiga faktor, yakni kebersihan, kesehatan, dan keselamatan.
“Tentunya mengacu terhadap SOP yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan juga sehingga dapat digunakan untuk seluruh industri pariwisata, termasuk MICE,” Iyung menambahkan.
Pihaknya juga akan menyusun strategi nasional terkait pengembangan MICE dengan memberikan pelatihan online kepada para pelaku usaha terkait di dalamnya. Pelatihan berbasis kompetensi profesi MICE ini sedang dilaksanakan oleh Kemenparekraf dengan tujuh bidang terkait MICE. Di sini, Kemenparekraf telah menargetkan 700 orang peserta lulus seleksi yang nantinya akan mendapatkan sertifikat terkait bidang MICE yang dipilih.
“Kami akan melakukan site inspection guna melihat kesiapan destinasi MICE. Kami juga akan mengundang opinion leader untuk memberikan pendapat apakah industri MICE di Indonesia ini sudah siap dalam menjalankan bisnisnya atau belum,” ujarnya lagi.
Langkah selanjutnya ialah membidik pasar domestik untuk memulai pelaksanaan kegiatan MICE di destinasi yang sudah disiapkan. Proses ini sejalan dengan uji coba protokol prosedur kegiatan MICE di daerah yang sudah dinyatakan siap untuk melakukan new normal.
Selanjutnya ialah mulai mengaktifkan kegiatan meeting pemerintah di destinasi MICE yang sudah ditentukan. Ini menjadi inisiator awal pelaksanaan kegiatan MICE dan memulai perputaran ekonomi yang berada di daerah-daerah.
Kemudian langkah terakhir yang akan dilakukan ialah melakukan roadshow ke luar negeri terkait kesiapan Indonesia dalam menciptakan destinasi MICE yang aman dan nyaman. Cara ini dilakukan untuk meyakinkan asosiasi, industri, dan penyelenggara kegiatan MICE di negara lain bahwa Indonesia sudah mampu melaksanakan bisnis MICE di tahun 2021.
“Kami berharap agar di tahun 2021 new normal sudah bisa kita jalankan untuk industri MICE, khususnya untuk kegiatan yang melibatkan negara lain. Tetapi, untuk saat ini, kita fokus ke domestik dulu,” ucapnya lagi.
KOMENTAR
0