Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak sejumlah pelaku usaha pariwisata asal Jepang untuk berkunjung ke Bali. Langkah ini dilakukan untuk uji coba pembukaan kembali penerbangan internasional langsung ke Bali.
“Iya, kami (Kemenparekraf) yang bawa karena saya pikir ini semacam piloting, membangun trust. Kalau kita tidak melakukan ini, kita tidak bisa evaluasi apa saja yg harus improve,” ujar Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya, saat menghadiri Weekly Press Briefing Kemenparekraf pada 7 Februari 2022 secara virtual.
Penerbangan pertama dilakukan pada tanggal 3 Februari 2022 menggunakan pesawat Garuda Indonesia jenis A330-300. Dengan begitu, secara resmi Garuda Indonesia telah membuka penerbangan internasional untuk Narita-Denpasar.
“Sebelumnya memang sudah ada penerbangan dari Narita, tapi itu penerbangan kargo. Makanya, saat ini kita kerja sama dengan Garuda untuk optimalkan bagaimana kargo ini juga bisa membawa penumpang dari Jepang,” jelas Nia.
Saat itu, Kemenparekraf mengajak 12 orang dalam satu pesawat yang terdiri dari enam orang asal Jepang dan enam lainnya orang Indonesia. Nia mengungkapkan, perjalanan tersebut dikemas dalam bentuk Fam Trip yang melibatkan para pelaku pariwisata dari Jepang.
“Kami ajak mereka karena travel agent di Jepang itu ibarat kata mata dan telinga Kemenparekraf di pasar Jepang. Kita saat ini harus membangun kepercayaan dari pasar bagaimana Indonesia khususnya Bali terkait pandemi ini,” dia menambahkan.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya mengundang pelaku pariwisata dari Jepang ke Bali untuk merasakan program karantina baru yang diberi nama warming up vacation. Program tersebut merupakan sistem karantina bubble yang dilakukan di hotel Bali bagi para pelaku perjalanan internasional.
“Jadi, mereka diundang ke Indonesia untuk memberitahukan bahwa Bali sudah dibuka loh. Jadi, mereka experiencing warm up vacation ini di hotel yang sudah kami tentukan,” ungkap Nia lagi.
Naomi, salah satu wisatawan asal Jepang yang mengikuti program Bali warm up vacation, mengatakan bahwa program ini sangat menarik karena dapat melakukan karantina sambil menikmati fasilitas hotel. Pasalnya, setiap hotel yang mengikuti program warm up vacation harus menyediakan area bubble khusus yang dapat disinggahi para wisatawan. Area bubble terdapat fasilitas seperti kolam renang, pusat kebugaran, dining room, hingga tempat khusus untuk menikmati pantai Bali.
“Sejauh ini saya puas dengan paket dan fasilitas yang disediakan dalam skema bubble ini. Hari ini, saya menerima pesan elektronik dari jurnalis Jepang di Tokyo, dia mengatakan tertarik untuk menggali lebih jauh mengenai ide Bali warming up vacation ini,” cerita Naomi.
Provinsi Bali dinilai siap menerima wisatawan mancanegara lantaran memiliki angka vaksinasi yang terbilang tinggi. Untuk vaksinasi dosis pertama, daerah ini sudah mencapai 114,62 persen, sedangkan, vaksinasi dosis kedua sudah 102,40 persen. Sementara, untuk vaksinasi booster baru berkisar 8,38 persen.
Selain itu, terdapat 2.212 usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali yang sudah tersertifikasi InDonesia Care. Sertifikat ini akan memastikan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE) dari sebuah tempat pariwisata sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
KOMENTAR
0