Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berkomitmen untuk menjalankan arah kebijakan sektor pariwisata termasuk skenario pemulihan pascapandemi Covid-19. Komitmen tersebut akan terus berlanjut meskipun Indonesia tengah berada di fase pergantian pemerintahan baru.
Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengatakan bahwa pemerintah telah menentukan skenario tersebut dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang dibuat setiap lima tahun sekali. RKP tahun ini masuk ke dalam perencanaan Kemenparekraf sejak tahun 2020 dan berakhir pada 2025.
“Ini perencanaan dibuat saat tahun pertama Covid-19 melanda Indonesia. Banyak strategi yang harus kita lakukan mulai dari survivability, recovery, hingga growth and acceleration,” ujar Nia dalam dialog bersama Himpunan Anak Media (HAM) di Mangkuluhur ARTOTEL Suites, Jakarta, beberapa waktu silam.
Untuk fase survivability, Kemenparekraf telah merencanakan bagaimana mengelola krisis dan mengurangi dampak pandemi di tahun 2020 hingga 2021. Kemudian masuk fase recovery di tahun 2022-2023 yang berisikan percepatan pemulihan dan peningkatan produktivitas. Selanjutnya, tahun 2024-2025, Kemenparekraf telah mempersiapkan destinasi dan industri masa depan yang adaptif dan berkelanjutan.
“Dari sisi destinasi kita masih pegang prinsip berkelanjutan, jadi, Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) masih akan dilanjutkan pembangunannya. Walaupun nanti ada pemerintahan baru dan presidennya ganti, rencana tersebut akan tetap kita jalankan karena itu sudah dibuat dan harus dikunci,” jelas Nia.
Seperti diketahui, pemerintah tengah fokus menggarap pembangunan di lima DPSP Indonesia yaitu Candi Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo. Selain itu, 10 Destinasi Pariwisata Pariwisata juga terus digenjot pertumbuhannya sesuai dengan RKP berlaku.
“Jangan sampai investasi yang sudah dilakukan di destinasi-destinasi tersebut akan terbengkalai. Jadi, kita akan terus kejar pertumbuhan dan percepatannya saat ini,” Nia menambahkan.
Dalam hal ini, Nia, juga menjelaskan strategi-strategi apa yang telah dibuat Kemenparekraf dalam RKP tahun 2024. Terdapat sembilan strategi yang akan terus dilakukan sepanjang tahun yaitu penguatan rantai pasok dan ekosistem parekraf, peningkatan nilai devisa dan dampak penggandaan pariwisata, peningkatan kualitas tenaga kerja pariwisata.
Keempat ada peningkatan pasar tradisional dan pembukaan pasar baru dengan kemudahan perizinan (visa) & perluasan konektivitas. Lalu peningkatan pelaksanaan MICE, event, festival skala nasional dan internasional serta peningkatan daya saing dan daya dukung kepariwisataan Indonesia di tingkat dunia.
Ketujuh, peningkatan nilai tambah ekonomi kreatif yang berbasis pada kekayaan intelektual & digital. Kemudian peningkatan daya saing produk & perbaikan rantai pasok ekraf serta peningkatan kualitas tenaga kerja ekraf sesuai standar kompetensi dalam penciptaan Kekayaan Intelektual (KI).
KOMENTAR
0