Pemerintah terus berupaya melonggarkan aturan perjalanan seiring dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia. Langkah tersebut dilakukan untuk membangkitkan kembali perekonomian negara, terutama saat bulan Ramadan dan menjelang libur Lebaran.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri memang menjadi momen yang tepat untuk memulihkan perekonomian negara, khususnya pariwisata. Pasalnya, pada momen tersebut, masyarakat dapat mengeluarkan uang lebih banyak untuk melakukan kegiatan wisata.
Berdasarkan data pada tahun 2020, wisatawan nusantara (wisnus) dari seluruh Indonesia memiliki rata-rata pengeluaran hingga Rp1,5 juta selama libur Lebaran. Sedangkan, wisnus dari Pulau Jawa yang berkunjung ke destinasi di sekitaran Jawa mampu mengeluarkan uang rata-rata Rp900 ribu hingga Rp1,5 juta.
“Jadi, kalau kita prediksi ada 48 juta pemudik yang melakukan kegiatan wisata, maka, uang yang dikeluarkan mereka saat momen Lebaran bisa mencapai Rp72 triliun,” kata Sandiaga saat menghadiri Weekly Press Briefing Kemenparekraf secara hybrid.
Menurut Sandiaga, jumlah tersebut dapat lebih tinggi lagi mengingat durasi libur Lebaran yang cukup panjang. Apalagi, tahun ini pemerintah telah menetapkan cuti bersama dan mengizinkan para pekerja untuk mengambil cuti tambahan dari cuti tahunan.
Sandiaga juga menilai akan ada beberapa sektor di parekraf yang ikut melonjak saat momen libur Lebaran. Peningkatan signifikan akan terlihat pada konsumsi rumah tangga yang mana sektor ini juga menjadi kontributor terbesar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Peningkatan biasanya terjadi di sisi konsumsi untuk makanan dan minuman, fesyen, transportasi, hotel, dan restoran. Dengan demikian, fenomena mudik ini bukan hanya silahturahmi dengan keluarga saja, tetapi, juga menjadi momen meningkatkan perputaran uang,” jelas Sandiaga lagi.
Dengan demikian, Sandiaga, menilai momen mudik Lebaran ini mampu berkontribusi pada 25 persen pertumbuhan ekonomi kuartalan. Lebih dari itu, mudik Lebaran juga dapat meningkatkan perputaran uang sebanyak 10 persen.
“Kami prediksi usaha penyediaan akomodasi, makan, minum, transportasi akan mendapatkan dampak sangat positif. Kami juga mengimbau para pemudik dapat membelanjakan uang di daerahnya dan membeli produk lokal. Tujuannya untuk membangkitkan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,” katanya lagi.
KOMENTAR
0