Pandemi COVID-19 yang menyerang hampir seluruh negara di dunia berdampak negatif terhadap bisnis pariwisata. Negara di dunia, termasuk Singapura, telah membatasi perjalanan internasional dan menutup perbatasannya sejak pandemi berlangsung.
Akibat dari pembatasan tersebut, Singapura mengalami penurunan kunjungan wisatawan maupun penerimaan pariwisata pada tahun 2020. Berdasarkan laporan yang diterima, kunjungan wisatawan mancanegara di Singapura turun 85,7 persen dari tahun sebelumnya sehingga hanya memperoleh 2,7 juta wisatawan di tahun 2020, itu pun hanya dari dua bulan pertama di tahun 2020.
Sementara itu, penerimaan pariwisata di Singapura juga turun drastis hingga 78,4 persen selama tahun 2020. Pada periode tiga kuartal pertama di tahun 2020, penerimaan pariwisata di Singapura hanya mencapai S$4,4 miliar.
Perolehan bisnis pariwisata di tahun 2020 tercatat sebagai tahun terberat yang pernah dialami Singapura. Meski demikian, pelaku usaha pariwisata di Singapura terus mengambil langkah terbaik untuk menata kembali penawaran dan pengalamannya. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mendukung penanganan pandemi COVID-19 secara nasional di Singapura.
Berbagai perusahaan sektor pariwisata di Singapura juga telah memanfaatkan dukungan pemerintah setempat untuk bertransformasi terhadap produk dan penawarannya. Hal penting lainnya yang akan terus dilakukan ialah membangun kapabilitas untuk membuka peluang pertumbuhan di masa depan.
Keith Tan, Chief Executive Singapore Tourism Board (STB), mengatakan, selama tahun 2020, pelaku pariwisata di Singapura selalu berjuang untuk mempertahankan bisnisnya. Bersama dengan pemerintah setempat, mereka memperbarui model bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Hal ini menjadi cara terbaik untuk menemukan solusi di tengah pandemi COVID-19.
“Hasilnya, bisnis pariwisata di Singapura menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa selama periode sulit ini,” ungkap Tan.
Ia juga mengapresiasi komitmen seluruh warga Singapura untuk tetap menjaga negaranya dalam keadaan aman dan sehat. Dengan begitu, STB optimistis posisi Singapura masih menjadi yang teratas untuk tujuan wisata dan bisnis aman di dunia. Selain itu, Singapura juga akan mendapatkan prospek jangka panjang yang baik dari segi pariwisata.
“Meski sepertinya pariwisata massal belum dapat kembali secara signifikan di 2021, STB akan terus berdiri bersama dengan mitra industri kami untuk mempersiapkan pemulihan pariwisata. Kami juga sudah mulai membangun masa depan yang lebih baik serta berkelanjutan untuk sektor pariwisata,” jelasnya lagi.
KOMENTAR
0