Pada acara Kompas CEO Forum yang digelar oleh Kompas Gramedia Group bersama Bank BNI selaku bank partner pada 24 November 2016 di JCC, turut hadir Arief Yahya, Menteri Pariwisata Republik Indonesia, sebagai pembicara. Arief Yahya mengatakan, industri pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi serta untuk mewujudkan peningkatan investasi nasional.
Selain itu, pariwisata juga menjadi faktor kunci dalam hal pendapatan dan penciptaan lapangan kerja. Arief menjelaskan, untuk kemajuan investasi Indonesia, perlu adanya sinergi di antara semua stakeholder.
“Saya paham bukan hanya Pak Presiden yang sedang galau. Banyak pemimpin dunia yang galau soal branding. Kementerian Pariwisata juga terus melakukan promosi dengan program Wonderful Indonesia maupun Pesona Indonesia. Namun, hal itu belum cukup. Karena itu, sektor swasta diharapkan bisa bersinergi membuat brand yang bisa meng-endorse brand pariwisata Indonesia,” Arief.
Arief menjelaskan, untuk meningkatkan investasi, ada tiga hal yang harus dibentuk ekosistemnya oleh Indonesia. Pertama, Indonesia harus memiliki lokomotif, yakni investor. Kedua, ide harus dijual dulu, baru melakukan investasi, sebab harus berawal dari awal, bukan berawal dari akhir. Ketiga, join the winner melalui people to people atau relationship.
Arief menambahkan, Kementerian Pariwisata juga terus menggali sumber-sumber pendanaan untuk membiayai pengembangan 10 destinasi wisata prioritas yang mencapai lebih dari Rp200 triliun. Salah satu yang sedang dilakukan Kementerian Pariwisata adalah menghadirkan produk reksadana bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Hingga saat ini peringkat Bali jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Saya harus mengakui bahwa brand value Bali dibandingkan Indonesia masih jauh. Diharapkan dengan adanya reksadana ini dapat memajukan 10 destinasi pariwisata yang diprioritaskan,” kata Arief.
Penulis: Ahmad Baihaki
KOMENTAR
0