Menjelajahi Kekayaan Sejarah dan Budaya Cirebon Lewat Wisata Edu Heritage

Wednesday, 27 March 24 Khanisa Azahra
keraton KASEPUHAN cirebon

Cirebon memiliki hubungan sejarah yang erat dengan Jakarta (Jayakarta). Pada 22 Juni 1527, Fatahillah, menantu sekaligus adipati (penguasa wilayah) Sunan Gunung Jati Cirebon, membebaskan Sunda Kelapa dari penjajahan Portugis. Peristiwa ini menjadi tonggak penting bagi kelahiran Jayakarta, yang kini dikenal sebagai Jakarta. Fatahillah kemudian dimakamkan di dekat makam Sunan Gunung Jati.

Untuk mengenang hubungan antara Cirebon dan Jakarta, Yayasan Wakaf Kasepuhan Cirebon menghadirkan wisata edukasi bertajuk “Sunda Kelapa-Keraton Kasepuhan Cirebon, Jejak 500 Tahun Jayakarta”. Edu heritage ini mengajak masyarakat untuk mengeksplor kekayaan nusantara dan sejarahnya secara mendalam, terutama di Cirebon dan Jakarta.

Program Edu Heritage ini merupakan kolaborasi lintas pihak, melibatkan pemerintah kota Cirebon, pemerintah provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FKSN). Yang Mulia Karaeng Turikale VII Maros, Brigjen Pol (P) Dr. A. AMapparessa M.M., M.Si, Ketua FKSN, menyambut baik program ini sebagai model pengembangan wisata keraton di seluruh nusantara.

BACA JUGA:   Dukung Pengembangan Pariwisata NTT, Angkasa Pura I Gratiskan Landing Fee

Hariyanto, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menegaskan dukungan penuh terhadap program ini. Selain aspek promosi dan penguatan produk wisata, Kemenparekraf juga menyediakan dana alokasi khusus untuk pengembangan Kawasan Rebana Cirebon, serta program revitalisasi di Kawasan Jalan Kartini.

Memiliki luas 40 km persegi, Cirebon memiliki tiga keraton, yaitu Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, dan Keraton Kacirebonan. Hal ini menjadikan Cirebon sebagai kota yang unik dan kaya akan warisan budaya. Keraton Kasepuhan yang dibangun pada abad ke-15 masih memiliki struktur bangunan yang asli. Di sini, wisatawan dapat melihat rumah Sunan Gunung Jati, Museum Pusaka yang menyimpan berbagai benda bersejarah, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, serta Makam Sunan Gunung Jati. Setiap sudut menyimpan cerita yang melampaui ruang dan waktu.

BACA JUGA:   PHRI Dorong Penerapan Open Sky Policy

Ahmad Jazuli, Ketua Yayasan Badan Wakaf Kasepuhan Cirebon, berharap program Edu Heritage dapat menjadi pilot project dan model bagi pengembangan destinasi wisata keraton menjadi destinasi wisata unggulan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon Agus Sukmajaya mengatakan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya mengintegrasikan potensi wisata Cirebon dengan daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Cirebon Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Pemerintah kota Cirebon juga telah menetapkan desain pengembangan pariwisata berbasis budaya, dengan menjadikan Cirebon sebagai salah satu destinasi wisata heritage prioritas.

BACA JUGA:   Fujifilm Indonesia dan GoVirtual Bersinergi Memperkenalkan Keindahan Indonesia

Dengan menggabungkan kekayaan sejarah, budaya, kuliner, dan sumber daya alam, Cirebon berpotensi menjadi destinasi wisata edukasi kelas dunia. Wisatawan tidak hanya dapat menikmati pesona Keraton Kasepuhan, tetapi juga mengeksplorasi warisan budaya nusantara secara holistik. Program Edu Heritage menjadi jembatan penghubung masa lalu dan masa kini, membawa pengalaman berharga bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan kekayaan budaya bangsa.