Pariwisata China Diprediksi Kembali Tumbuh pada 2024

Tuesday, 19 March 24 Bonita Ningsih
Wisman Cina di Pantai Jimbaran, Bali
Wisman Cina di Pantai Jimbaran, Bali. Foto: Venuemagz/Erwin

Pelaksanaan Internationale Tourismus-Borse (ITB) Berlin 2024 menghasilkan sebuah pandangan terbaik bagi industri pariwisata dunia. Pameran dan konferensi internasional terkait pariwisata ini telah sukses diselenggarakan pada 5 hingga 7 Maret 2024 di Berlin Expo Center, Messe Berlin.

Salah satu pandangan yang dihasilkan dari ITB Berlin 2024 adalah tumbuhnya pasar China pada tahun 2024 ini. Pandangan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, saat menggelar “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Jakarta, pada 18 Maret 2024. Kemenparekraf menjadi salah satu partisipan dari ITB Berlin 2024 dengan menghadirkan paviliun Indonesia bertema “Keep The Wonders: Journey Across Destinations”.

“Mungkin banyak yang bertanya, kenapa pariwisata di China belum juga pulih? Jawabannya ada di sini, pasar pariwisata China diprediksi akan pulih pada tahun 2024,”  ujar Sandiaga.

BACA JUGA:   Pesawat Delegasi IMF-WB akan Parkir di Empat Bandara Ini

Pemulihan tersebut dibuktikan dengan adanya 100 juta warga China yang telah siap melakukan perjalanan jarak jauh di berbagai negara. Menurut Sandiaga, fenomena ini menjadi sebuah peluang dan tantangan tersendiri bagi Indonesia lantaran masih banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menyambut kembali wisatawan asal China. 

“Tantangannya adalah Indonesia masih terkendala dengan visa policy dan direct international flight. Masih banyak maskapai yang belum membuka perjalanan langsung dari China ke Indonesia, padahal sudah banyak negara tetangga yang sudah membukanya,” keluh Sandiaga. 

BACA JUGA:   Kemenparekraf Luncurkan Masterplan Pengembangan Empat Daya Tarik Wisata

Wisatawan asal China juga lebih memilih untuk bepergian menggunakan cruise sehingga akan menjadi trend bagi masyarakat China selama tahun 2024. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya cruise yang terparkir di beberapa pelabuhan China. Namun, terdapat perbedaan referensi karena masyarakat China lebih memilih waktu berlayar yang singkat dan bisa berfoto di destinasi wisata.

Pandangan lainnya menyebutkan bahwa saat ini wisatawan asal China lebih berhati-hati dalam menghabiskan uangnya dan mencari liburan yang berkualitas. Dalam menjalankan wisatanya, masyarakat asal China masih mengandalkan media sosial sebagai sumber inspirasinya. 

BACA JUGA:   Gandeng Pelaku Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf Jalankan Kampanye Jaga Indonesia

Trend sustainable tourism juga masih akan terus tumbuh dari wisatawan asal China. Mereka akan terus memperhatikan lingkungan berkelanjutan untuk mendapatkan pengalaman terbaiknya,” ungkapnya lagi.