Pemerintah akan melakukan pemantauan berlapis di setiap subsektor menjelang kegiatan natal dan tahun baru (nataru). Hal ini dilakukan agar kasus Covid-19 di Indonesia tidak meningkat secara signifikan seperti yang terjadi pada bulan Juli-Agustus 2021.
Dalam hal ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan berkoordinasi dengan K/L lainnya untuk memantau berbagai kegiatan saat natal dan tahun baru. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah menggandeng pemerintah pusat, daerah, desa, kelurahan, hingga provinsi untuk mengawasi jalannya kegiatan nataru.
“Kami sampaikan di sini bahwa bepergian saat nataru memang diperbolehkan, namun, harus diingat agar protokol kesehatan selalu diimplementasikan dengan ketat dan disiplin,” ujar Sandiaga saat menghadiri Weekly Press Briefing di Kantornya.
Menurut Sandiaga, pemantauan berlapis ini dilakukan lantaran adanya peningkatan jumlah pergerakan saat momen nataru. Berdasarkan survei yang dilakukan Balitbang Kementerian Perhubungan (Kemenhub), terdapat potensi kenaikan sebesar 7,1 persen atau 11 juta orang yang diperkirakan akan melakukan perjalanan pada nataru. Hal ini dipicu dengan dibatalkannya PPKM level 3 di seluruh Indonesia oleh pemerintah.
“Kami juga sempat melakukan kunjungan ke terminal 2 dan 3 bandara Soekarno Hatta dan terlihat bahwa puncak dari pelaku perjalanan terjadi pada minggu ini. Makanya, mari sama-sama kita mengingatkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan,” katanya lagi.
Berdasarkan data yang ia terima dari AP II pada 19 Desember 2021, terdapat 800 pergerakan pesawat (take off dan landing) di Bandara Soetta. Angka ini mencapai 65 persen dari kondisi puncak sebelum pandemi yaitu 1.200 pergerakan pesawat. Untuk Bali sendiri, sudah tercatat ada 25 ribu orang yang datang baik dari darat maupun udara.
Untuk itu, Kemenparekraf akan terus meningkatkan sertifikasi CHSE sebagai jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi gold standard. Pemerintah juga akan memperketat protokol kesehatan yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
Dari tahun 2020 hingga 2021 ini, tercatat sudah ada 11.986 usaha pariwisata yang tersertifikasi CHSE. Dengan jumlah usaha hotel yang tersertifikasi sebanyak 3665 usaha dan pondok wisata sebanyak 1107 usaha.
“Di tahun 2021 ini, jumlah usaha pariwisata yang telah teraudit sebanyak 6.300 pelaku usaha dan 6.121 yang tersertifikasi. Proses sertifikasi ini akan terus berjalan dan ditingkatkan di tahun 2022 mendatang,” ucap Sandiaga lagi.
KOMENTAR
0