Dari total pengeluaran wisman, rerata 30 persen di antaranya dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum selama berwisata.
“Portofolio bisnis pariwisata kita, 60 persen orang datang karena faktor budaya. Dari 60 persen itu, 45 persen uangnya digunakan untuk kuliner dan belanja. Karena itu, mencicipi masakan Indonesia itu bisa menjadi teaser atau promosi pembuka sebelum mereka terbang ke Indonesia,” Kata Menpar Arief Yahya pada acara Millenial Tourism Corner, di Bandung, Kamis (23/5/2019).
Lebih lanjut ia menjelaskan, tren preferensi kuliner juga tercermin dari data yang dirilis oleh BPS dan Bekraf yang menunjukkan PDB ekonomi kreatif Indonesia pada 2016 sebesar Rp923 triliun atau sekitar 7,4 persen dari total PDB negara. Dari angka itu, kontribusi wisata kuliner mencapai Rp150 triliun.
Terkait dengan itu, Menpar mengajak generasi milenial untuk mempromosikan wisata kuliner di destinasinya masing-masing salah satunya melalui program Millenial Tourism Corner.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Millennial Tourism Kemenpar Gabriella Patricia Mandolang mengatakan, Millennial Tourism Corner merupakan sarana pendorong minat generasi milenial untuk terlibat dalam industri pariwisata.
“Saya berharap kita tidak hanya menjadi penikmat pariwisata Indonesia. Tetapi juga memanfaatkan semua peluang yang ada dalam ekosistem pariwisata dan menjadi bagian di dalamnya,” katanya.
Gabriella juga menjelaskan, kegiatan Millenial Tourism Corner diselenggarakan di beberapa kota besar di Indonesia, dengan konsep Road and Talkshow. Nantinya konsep akan mengangkat tema berbeda di setiap kota, berdasarkan potensi sektor pariwisata di daerah tersebut.
“Untuk di Bandung kami mengangkat tema, ‘Jalan Makan Jalan’. Karena Bandung memiliki potensi kuliner yang besar dan banyak yang menyebut bahwa Bandung merupakan surga kuliner. Mau makan apa saja ada di Bandung,” katanya.
KOMENTAR
0