Kain Ulos, wastra tradisional dengan corak warna nan indah ini merupakan kebanggaan suku Batak. Foto-foto: Erwin Gumilar
Bagi suku Batak, Ulos merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan mereka. Ulos hadir dan menemani sejak fase kelahiran hingga kematian.
Warna dasar kain ini sebenarnya hanya tiga, yakni merah, putih, dan hitam. Namun, seiring perkembangan zaman, Ulos mengalami perkembangan, termasuk dalam soal warna kain. Kain ini sekarang banyak memiliki kombinasi warna.
Kain Ulos terbagi dari beberapa jenis yang menunjukkan fungsi dan kegunaan. Jadi, penggunaan kain ulos harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingannya, misal kain Ulos untuk menghadiri pesta adat dengan kain Ulos untuk kematian akan berbeda jenisnya.
Pembuatan kain Ulos secara tradisional masih bisa ditemui di beberapa desa di sekitar Danau Toba, seperti di Desa Meat, Kabupaten Humbang Hasundutan, atau Desa Papande di Kabupaten Tapanuli Utara.
Pembuatan kain Ulos tradisional kini menjadi salah satu atraksi wisata yang ditawarkan dalam paket wisata di sekitar Danau Toba.
Upaya pelestarian pembuatan kain secara tradisional terus dilakukan. Perajin kain ini di beberapa desa melibatkan anak-anak mereka untuk belajar bagaimana proses cara pembuatan kain ini.
Kain Ulos karya perajin dari Desa Papande yang dibuat secara tradisional banyak dijual ke luar negeri, mulai dari Singapura, New Zealand, hingga ke Eropa.
KOMENTAR
0