Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim di dunia melihat fashion muslim memiliki potensi yang cukup besar. Karena itu, Kementerian Perdagangan bertekad menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia pada 2020. Tekad tersebut diwujudkan dengan menggelar Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) 2016 pada 25-29 Mei 2016 di Plaza Selatan Senayan.
Dengan mengusung tema “ScreenshootTheLook”, acara ini akan memasarkan keberagaman gaya busana muslim kreasi desainer dan label Indonesia. Selain itu, pada Muslim Fashion Festival Indonesia 2016 juga akan digelar rangkaian acara lain, seperti pameran dagang, seminar, talk show, workshop, kompetisi, community gathering, trend installation, dan dilengkapi dengan kuliner halal persembahan dari Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia (IPEMI). Pada acara fashion show, akan dihadirkan karya designer dan label busana muslim Tanah Air serta desainer perwakilan dari negara lain, seperti Malaysia, Turki, Italia, Rusia, Uni Emirat Arab, dan Bangladesh.
Tjahya Widyanti, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, mengatakan, fashion memiliki peranan penting bagi industri perdagangan Indonesia. Indonesia memiliki pasar yang berpotensi yang besar sebagai trend setter industri mode muslim global. “Untuk mewujudkan itu, para pelaku usaha, khususnya di dunia fashion, harus mengutamakan kualitas hingga siap menghadapi persaingan. Mereka tidak hanya mampu menguasai desain dan branding, tapi juga promosinya. Indonesia bisa menjadi raja fashion muslim di dunia,” kata Tjahya.
Indonesia saat ini berada di posisi ke-5 sebagai konsumen busana muslim terbesar dunia dengan nilai US$12,69 miliar. Urutan pertama hingga keempat ditempati oleh Turki (US$24,84 miliar), Uni Emirat Arab (US$18,24 miliar), Nigeria (US$14,99 miliar), dan Arab Saudi (US$14,73 miliar). Sementara itu, eksportir terbesar pakaian muslim adalah Cina dengan nilai US$28,629 juta, diikuti India (US$3,872 juta) dan Turki (US$2,338 juta).
Tjahya menyarankan, para pelaku usaha industri fashion muslim harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mempromosikan industri fashion. “Kami sedang menggodok regulasi di dunia e-commerce untuk pelaku usaha bermain di industri ini,” kata Tjahya.
Pada 2015, kinerja ekspor produk busana muslim berhasil menembus US$4,57 miliar, dan pencapaian pada Januari 2016 mengalami peningkatan 2,13 persen dibandingkan dengan Januari 2015 dari US$366,2 juta menjadi US$374 juta.
Muslim Fashion Festival Indonesia digagas oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama Hijaber’s Mom Community (HMC) dan PT Ditali Cipta Kreatif selaku organizer. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak penyelenggara, akan ada 200 stan pada Muslim Fashion Festival Indonesia 2016, dan hadir 40 desainer yang difasilitasi Kementerian Perdagangan yang telah diseleksi ketat dengan menempati paviliun bertajuk “Trade with Remarkable Indonesia” dengan luas 360 meter persegi. Panitia juga menargetkan acara ini dikunjungi 100.000 pengunjung.
Penulis: Ahmad Baihaki
KOMENTAR
0