Menangkap Pesona Alam Indonesia Melalui Pameran Foto

Monday, 25 July 22 Erwin Gumilar
pameran foto

Seiring dengan kampanye #LiburanDiIndonesiaAja, lima fotografer pencinta keindahan alam Indonesia memvisualkan “serpihan surga” yang tercecer di berbagai daerah, mulai dari ujung Timur hingga Barat Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk mendukung kampanye pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) agar wisatawan lokal tak perlu jauh-jauh liburan jika hanya ingin menikmati pesona alam karena Indonesia adalah surgawi dunia.

Manusia dan alam adalah sama-sama benda yang belum saling menemukan makna untuk memberikan keterangan tentang keindahan. Keindahan alam ini terlalu rumit untuk diucapkan dengan kata-kata. Berbeda dengan foto, dia akan lugas untuk menerangkannya.

Untuk menerangkan keindahan alam di jagad raya ini, yaitu Indonesia, maka tak salah jika penerbit buku perjalanan asal Inggris, Rough Guides Ltd., menyebut Indonesia destinasi tercantik di dunia atau dinarasikannya dengan kata “Serpihan Surga”.

Presiden Joko Widodo dalam akun Twitter-nya pernah berujar, “Suasana pedesaan, ketenangan pulau terpencil, hingga puncak gunungnya, semakin mengukuhkan Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia.”

Himpunan Anak Media (HAM) berkolaborasi dengan content creator Heavenly Indonesia bersama Forum Strategis Arah Bangsa (FOSTRAB) dan Digra Coffee & Eatery mencoba mengkonstruksi “Serpihan Surga” Indonesia tersebut dalam Heavenly Indonesia Photo Exhibition yang digelar pada Minggu malam (24/07/2022) di Digra Coffee & Eatery, Lebak Bulus II, No, 21, Jakarta Selatan.

BACA JUGA:   Pameran Batik yang Gerakkan Ekonomi Jatim

Kelima fotografer itu adalah Fatkhurrohim—Pemimpin Redaksi Wartamedia Network, Erwin Gumilar—Redaktur Foto Majalah Venue, Nurul Hidayat—Redaktur Foto Harian Bisnis Indonesia, Denny Garcia—Co Founder Heavenly Indonesia, dan Iwenk Candy mewakili firma ‘Heavenly Indonesia’ yang bergerak di industri kreatif.

Heavenly Indonesia Photo Exhibition ini memamerkan 20 karya foto yang mengangkat tema pesona alam atau landscape. Masing-masing fotografer mengirimkan 4 karya foto dengan karakteristik, tone, angle, dan keunikan masing-masing.

Beberapa daerah yang mampu menarik perhatian masing-masing fotografer untuk kemudian dipamerkan di antaranya keindahan alam Belitung, Pulau Mandeh (Sumatera Barat), Pulau Pahawang (Kab. Tanggamus, Lampung), Kawah Ijen (Banyuwangi), Gunung Bromo via Probolinggo, Ranu Kumbolo, Ranu Klakah (Lumajang), Bukit Menoreh (Yogyakarta).

Pulau Arborek, yang kini ditetapkan sebagai peserta dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022, menjadi satu-satunya fotonya yang mewakili wilayah Indonesia Timur. Kejernihan pantai Arborek adalah fakta sejati yang mampu diungkap dari balik lensa kamera.

BACA JUGA:   Dyandratiket Ditunjuk Sebagai Tempat Penjualan Tiket MotoGP Indonesia Grand Prix 2022

Rizki Handayani, Deputi Bidang Pengembangan Produk Pariwisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf, mengapresiasi event Heavenly Indonesia Photo Exhibition yang berlangsung selama 1 bulan ini.

“Saya sangat mendukung kegiatan ini, mengingat foto adalah ‘tell thousand words’. Dan ini sangat penting dalam mempromosikan pariwisata,” ujarnya.

Ir. Achmad Hafisz Thohir M.BA., Wakil Ketua BKSAP DPR RI, menegaskan, DPR RI memiliki komitmen penuh dalam mendorong perwujudan tercapainya SDGs dalam bidang kepariwisataan. Komitmen ini merupakan suatu bentuk pengejawantahan dari tujuan dan capaian SDGs pariwisata dengan berbagai pendekatan, yakni participate in the design of national SDGs, device more inclusive tourism policies, dan design and implement a national tourism export.

Nurul Hidayat, Dewan Pembina Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jakarta sekaligus salah satu fotografer dalam pameran ini, mengungkapkan “rasa” setiap fotografer atas obyek yang dijepretnya.

“Setiap orang dapat dan bisa menjadi fotografer. Namun, harus ada suatu hal yang ditekankan, tidak semua hasil foto itu memiliki rasa,” ungkap Nurul.

Fatkhurrohim, mewakili Himpunan Anak Media (HAM), menambahkan, Heavenly Indonesia Photo Exhibition ini hanyalah mukadimah karena banyak destinasi indah di negeri ini yang belum tervisualkan dalam pameran foto ini.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Dorong Pelaksanaan Berbagai Event di Indonesia

“Terlalu jamak bentang keindahan dan pesona alam Indonesia. Ini hanya mukadimah saja bagi para fotografer lain untuk menerjemahkan ‘surgawi’ Indonesia dari daerahnya masing-masing,” pungkasnya.

Sementara itu, Chandra Amin dan Joko Prayitno selaku pemerhati fotografi berpesan, bahwasanya fotografi itu tidak hanya berbicara tentang keahlian, komposisi, dan jam terbang, akan tetapi attitude juga sangat penting.

“Jangan lupa juga pameran seperti ini kalau bisa harus sudah digitalisasikan, agar para penikmat fotografi dari luar daerah dapat juga menikmati. Sehingga keberlanjutan dari pameran dan cara bertutur keindahan Indonesia itu tersampaikan tidak hanya sampai di sini,” terang pria yang akrab disapa dengan Dolok ini.

Sebagai penutup, Heavenly Indonesia Photo Exhibition mempersembahkan grup musik Cikini Tropical Sound yang membawakan lagu-lagu bergenre keroncong dengan sentuhan nada yang kekinian tanpa meninggalkan nuansa etnik di dalamnya.