Pameran Perdana di ara contemporary Hadirkan 17 Karya Seniman Asia Tenggara

Monday, 14 April 25 Bonita Ningsih

Galeri seni terbaru di Jakarta, ara contemporary, hadirkan pameran perdananya bertajuk “We Begin with Everything” pada tanggal 12 April hingga 4 Mei 2025. Pameran seni ini menampilkan karya-karya dari 17 seniman terkemuka dari Asia Tenggara.

ara contemporary sendiri merupakan galeri seni yang baru diresmikan pada tanggal 12 April 2025 di kawasan Jakarta Selatan. Ara fokus untuk mendukung para seniman profesional maupun pendatang dari Asia Tenggara dan mengadvokasi praktik mereka secara lokal hingga internasional. 

Galeri ini akan menampilkan ragam campuran suara yang baru muncul hingga yang sudah mapan dari wilayah Asia Tenggara. Ara didirikan oleh tiga orang berpengalaman di dunia seni yaitu Fiesta Ramadanti, Fredy Chandra, dan Megan Arlin.

“Ini merupakan pameran perdana kami dan menjadi perayaan atas karya-karya para seniman dari Asia Tenggara. Pameran ini juga sebagai bentuk hajatan untuk melihat proses kreatif dari para seniman tersebut,” ujar Danti begitu sapaan akrab Fiesta di Jakarta.

BACA JUGA:   SPOTLIGHT Indonesia Jadi Destinasi Fesyen Berkelanjutan Menggunakan Wastra Indonesia 

We Begin with Everything mengambil inspirasi dari The Creative Act: A Way of Being karya Rick Rubin yang kemudian dituangkan dalam sebuah pameran seni. Judul pameran mencerminkan prinsip utama filosofi Rubin: bahwa tindakan menciptakan adalah sumber yang tak ada habisnya dan selalu ada. 

Tak hanya itu, We Begin with Everything merayakan sebuah konsep yang berubah menjadi manifestasi nyata dan proses berkelanjutan untuk menjadi sesuatu tercermin. Tidak hanya pada awal galeri tetapi juga nilai dari proses yang dilakukan seniman.

Setiap karya yang dipamerkan melibatkan konteks Asia Tenggara dan mengeksplorasi hubungan antara kedekatan hingga wacana global. Hal ini dilakukan agar seluruh karya yang dipamerkan di ara dapat menjadi alat komunikasi ke luar Asia Tenggara.

“Para seniman yang terlibat di sini mengusung seni kontemporer Asia Tenggara. Masing-masing membahas narasi ekspresi dari personal seniman,” ucap Danti lagi.

BACA JUGA:   Hadirkan Banyak Program, Art Jakarta 2024 Targetkan 40.000 Pengunjung

Sebagai tuan rumah, seniman Indonesia yang berpartisipasi di dalam pameran ini berjumlah 11 orang. Beberapa di antaranya adalah Agan Harahap, Albert Yonathan Setyawan, Condro Priyoaji, Irfan Hendrian, Ipeh Nur, Iwan Effendi, Mar Kristoff, S.Urubingwaru, dan Wedhar Riyadi.

Lalu seniman internasional yang berpartisipasi adalah Alisa Chunchue (Thailand), Carmen Ceniga Prado (Seoul/Spanyol/Singapura), Dawn Ng (Singapura) yang  berkolaborasi dengan Sullivan+Strumpf Enggar Rhomadioni (Indonesia). Lalu ada Kelly Jin Mei (Singapura), Marcos Kueh (Malaysia) – bekerja sama dengan The Backroom Natalie Sasi Organ (Thailand), serta Xiuching Tsay (Thailand). 

“17 seniman tersebut yang nantinya akan bekerja sama dengan ara ke depannya. Jadi, selanjutnya kami akan menghadirkan pameran tunggal dari masing-masing seniman tersebut. Terdekat, ara akan menghadirkan pameran tunggal Iwan Effendi di Mei 2025,” kata Megan.

BACA JUGA:   Pameran PEVS 2025 Targetkan Rp400 Miliar Transaksi

Karya 17 seniman tersebut dihadirkan dalam ruang pameran yang terdiri dari dua lantai. Ruangan pertama diberi nama Galeri Utama dengan ceiling tinggi dan Fokus Galeri yang berada di lantai bawah.

Seluruh ruang tersebut berfungsi sebagai platform dinamis untuk dialog dan kolaborasi para penggiat seni. Sementara itu, khusus untuk Fokus Galeri akan didedikasikan untuk menyoroti seniman, praktisi seni, penulis, dan kurator yang sedang naik daun serta untuk memelihara praktik baru dan eksperimental.

“Kita ingin memberikan ruang khusus untuk seniman-seniman muda dalam solo show pertama mereka, makanya kita hadirkan ruangan ini,” tutup Danti.