Mempromosikan Indonesia ke dunia internasional bisa dilakukan di mana saja dan dengan berbagai cara. Yang terbaru, Kementerian Pariwisata mendukung pelaksanaan World Memory Championship 2017 yang diadakan di hotel Mercure Ancol pada 2-3 Desember 2017.
Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, mengatakan, ini menjadi momen bersejarah bagi Indonesia karena untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah World Memory Championship. Perhelatan World Memory Championship 2017 diikuti 21 negara, termasuk Indonesia.
“Event ini mempertandingkan 10 nomor kejuaraan, serta terbagi dalam kategori Kids, Junior, Dewasa, dan Senior,” ujar Esthy Reko Astuti.
“Ini menjadi kesempatan emas bagi Kemenpar untuk menarik wisatawan mancanegara. Kompetisi ini menjadi prestasi tersendiri, bagaimana Indonesia mampu menyelenggarakan event sebesar ini. Tentu bukan sesuatu mudah bagi Indonesia mengadakan kompetisi ini,” ujar Esthy.
Eddy Susilo, Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kemenpar, mengatakan, acara ini menjadi salah satu jembatan untuk memopulerkan Wonderful Indonesia kepada para peserta.
“Dalam bentuk promosi, kami menyiapkan Tarian Saman asal Aceh, dan itu menarik bagi para peserta dari berbagai negara itu. Kami sangat berharap penampilan ini membekas bagi para peserta dan menambah kesan positif bagi mereka terhadap Indonesia,” ujar Eddy.
Perhelatan World Memory Championship 2017 memperebutkan dua trofi sekaligus, yakni Piala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Pemuda dan Olahraga. Total hadiah yang diberikan mencapai Rp100 juta, serta 200 medali bagi pemenang di 10 nomor pertandingan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji taktik mempromosikan Wonderful Indonesia dengan cara berbeda. Acara ini bisa mempromosikan destinasi-destinasi di sekitar lokasi acara, seperti Kota Tua dan Kepulauan Seribu di mana destinasi ini masuk menjadi 10 destinasi prioritas.
“Ini sudah betul, heritage Kota Tua itu memiliki daya pikat tersendiri. Hampir semua kota di Eropa selalu menonjolkan kota tua. Karena itu, kalau punya heritage, semua pihak harus melestarikan baik dari segi bentuk dan arsitektur bangunan,” ujar Arief Yahya.
KOMENTAR
0