Pameran Ikan Hias Internasional (2nd Indonesia Ornamental Fish & Aquatic Plant Show) Nusantara Aquatic (Nusatic) 2017 yang diselenggarakan pada 1-3 Desember 2017 di Hall 9-10 ICE BSD pada hari ketiga telah dikunjungi lebih dari 3.000 orang. Tercatat pada hari kedua pengunjung telah mencapai angka 3.061 orang.
“Semoga sampai penutupan hari ini bisa lebih dari 4.000 orang berkunjung ke Nusatic,” ujar Lukas Siddharta, Ketua Penyelenggara Nusatic.
Pada acara ini juga ada kegiatan kontes ikan hias. Ada delapan jenis ikan hias yang dilombakan, yakni ikan Koi, Koki, Louhan, Arwana, Betta, Discus, Guppy dan Killifish, juga ada kontes aquascape terbaik.
Agung Kuswandono, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim, menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia siap merajai pasar ikan hias dunia bila pemerintah dan swasta bekerja sama dengan baik. “Kita harus melihat industri ikan hias memerlukan penanganan khusus, mulai dari penangkaran, pembudidayaan, perizinan, hingga transportasi. Ikan hias diantar dalam keadaan hidup,” ujar Agung.
Agung juga mengingatkan bahwa tahun depan setiap provinsi di Indonesia perlu diundang untuk berpartisipasi. “Kita perlu angkat keunikan ikan-ikan endemik Indonesia. Tiap daerah perlu memamerkan kekayaan perikanan yang ada, baik ikan untuk dikonsumsi maupun ikan hias. Ikan kita, sumber daya kita ini luar biasa. Saya yakin untuk Nusatic tahun depan kita akan membuka 4 hall, dua kali lebih luas dibanding tahun ini,” ujar Agung.
“Kita harus membuat gaung Nusatic terdengar di luar negeri. Tahun depan kita harus membuat Nusatic ke-3 lebih baik dari sekarang,” ujar Agung yang secara khusus berterima kasih atas kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menutup pameran tahun ini.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang baru kembali dari Sabang berkesempatan memilih grand champion ikan koi. Menteri Susi mengaku sangat kesulitan karena ikan-ikan koi yang ada sangat bagus. “Bagus-bagus semua, tapi harus memilih satu. Jadi saya pilih yang (warnanya) merah-putih karena mewakili Indonesia,” ujar Susi.
Menteri Susi memaparkan bahwa ia telah mempelajari industri ikan hias, ia juga tidak terima kalau Indonesia masih kalah dari Singapura dalam industri ini. Kementerian Kelautan dan Perikanan siap membantu. “KKP siap membantu. Apa yang diperlukan. Budi daya perlu didorong agar tidak tergantung supply dari alam. Kita juga tidak boleh menggunakan cara-cara destruktif. Kita hilangkan destructive fishing, jangan gunakan bius, jangan gunakan racun. Kita akan menyuplai ikan hias dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang melanggar aturan. Pemerintah membuat aturan agar bisnis ini berjangka Panjang,” ujar Susi.
Menteri Susi menginginkan Nusatic mendorong daya saing sumber daya hayati dalam hal industri ikan hias. “Para pengusaha di sini bisa kita undang dalam business forum, kita bantu display, bantu pemasaran hasil produksi, apa saja yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia nomor satu di bisnis ini,” ujar Susi.
KOMENTAR
0