Sri Purnomo, Bupati Sleman, melepas peserta lomba lari lintas alam Volcano Run 2019 pada 3 Maret 2019 di halaman Museum Gunung Merapi. Lomba yang diikuti 2.500 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini didukung oleh Kementerian Pariwisata.
Volcano Run melengkapi agenda rutin yang sudah ada di Kabupaten Sleman sebelumnya, seperti Sleman Temple Run dan Tour de Merapi, sehingga dapat mendorong Sleman sebagai destinasi wisata olahraga dan diharapkan dapat memperkaya dan menumbuhkan minat baru wisatawan di Kabupaten Sleman, khususnya bagi pencinta olahraga lari.
Berbeda dengan lava tour di mana wisatawan bisa menikmati keindahan kaki gunung merapi dan berbagai situs pasca-letusan hebat Gunung Merapi pada 2010, dalam Volcano Run para pelari diajak menelusuri kawasan lereng Gunung Merapi lainnya yang tak kalah indah.
“Ini merupakan event pertama. Kita harapkan event ini berjalan sukses dan lebih sukses lagi pada tahun berikutnya sehingga bisa menjadi calendar of event di Kabupaten Sleman,” ujar Sri Purnomo.
Volcano Run 2019 yang terdiri dari tiga kategori, yaitu 21K, 10K, dan 5K Family Fun Run diselenggarakan oleh komunitas #Uburuburlari bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman. Para peserta lomba diajak menjelajah rute-rute eksotis sambil menikmati sejuknya udara pegunungan serta kearifan lokal masyarakat dengan ragam budayanya. Salah satu spot yang eksotis adalah Jembatan Gantung Kali Boyong sepanjang 100 meter. Di jembatan ini para pelari disuguhi pemandangan liukan Kali Boyong dengan latar puncak Gunung Merapi yang terlihat jelas.
Handiwa Thariq, Ketua Pelaksana Volcano Run 2019, mengatakan, event ini diyakini mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan destinasi wisata di wilayah Museum Gunung Api Merapi, baik secara ekonomi bagi warga sekitar maupun peningkatan jumlah wisatawan. “Pemilihan Museum Gunung Merapi sebagai lokasi start dan finish juga untuk memperkenalkan museum yang berisi tentang sejarah erupsi Gunung Merapi pada wisatawan,” ujar Handiwa Thariq.
Sudarningsih, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, mengatakan, pemilihan wisata olahraga sebagai salah satu kekuatan atraksi wisata karena Kabupten Sleman memiliki suguhan alam yang indah sehingga tepat untuk penyelenggaraan ajang-ajang wisata olahraga.
Sudarningsih mengungkapkan, pada 2018 jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman mencapai 8,53 juta wisatawan. Jumlah tersebut melampaui target yang ditetapkan sebesar 8 juta wisatawan. Dengan capaian positif dan ditunjang berbagai gelaran event yang makin variatif, diharapkan kondisi serupa juga akan terjadi pada 2019.
Sementara Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti mengatakan, Kemenpar tentunya terus mendukung pelaksanaan berbagai event di daerah, termasuk penyelenggaraan wisata olahraga di Kabupaten Sleman.
“Wisata olahraga memiliki multiplier effect yang besar pada sektor lainnya, seperti tingkat okupansi hotel dan juga sektor kuliner dan peserta biasanya akan datang bersama keluarga sehingga berpengaruh pada tingkat okupansi dan masa tinggal wisatawan di Kabupaten Sleman,” ujar Guntur.
“Sport tourism efektif karena nilai media value atau media branding-nya tinggi, baik sebelum, sesaat, maupun sesudah acara. Sudah banyak contoh konkret dampak positif dari penyelenggaraan event sport tourism, seperti Tour de Ijen yang memberikan dampak promosi yang tinggi bagi pariwisata di Banyuwangi, Jawa Timur,” ujar Guntur.
KOMENTAR
0