Larangan mudik Lebaran 2021 yang diberlakukan pemerintah dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku perhotelan di Jakarta. Beragam program dan promosi menarik telah disiapkan pelaku perhotelan untuk menunjang aktivitas warga Jakarta saat libur Lebaran.
Seperti yang diketahui, pemerintah telah menetapkan kebijakan larangan mudik Lebaran sejak tanggal 6-17 Mei 2021. Larangan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan COVID-19 No. 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah.
Menanggapi kondisi tersebut, Colliers Indonesia memprediksi akan ada pelonjakan permintaan di sektor perhotelan. Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, menyebutkan, aturan tersebut memicu masyarakat Jakarta untuk menghabiskan libur Lebaran di hotel.
“Daripada mereka tidak ada kerjaan saat Lebaran, jadi mereka lebih memilih untuk menginap di hotel. Sekalian cari suasana baru, makanya mereka memanfaatkan fasilitas hotel,” ungkap Ferry.
Dengan tingginya permintaan menginap di hotel, otomatis tingkat hunian kamar juga akan meningkat. Hal tersebut menjadi awal yang baik untuk terus mengembangkan bisnis hotel di Jakarta dan memulihkan perekonomian negara akibat pandemi COVID-19.
Padahal, menurut Ferry, tren tahunan yang terjadi untuk bisnis hotel Jakarta menjelang Lebaran Idul Fitri mengalami masa perlambatan. Pasalnya, setiap menjelang Lebaran, banyak masyarakat Jakarta yang memilih keluar dari daerahnya untuk mudik atau sekadar liburan.
“Normalnya itu tren hotel di Jakarta okupansi selalu turun karena orang Jakarta jarang liburan ke hotel saat Lebaran. Mereka biasanya memilih ke luar kota karena di sini sudah bosan. Makanya, dengan adanya aturan ini menjadi peluang yang besar bagi industri perhotelan di Jakarta untuk meningkatkan bisnisnya,” jelasnya lagi.
Ferry juga berharap agar pelaku perhotelan di Jakarta dapat mempertahankan kinerja bisnisnya meskipun libur Lebaran telah usai. Pasalnya, sejak kuartal pertama tahun 2021, tingkat hunian kamar hotel Jakarta sudah mulai membaik mendekati angka di kondisi normal. Hasil ini tidak lepas dari kinerja hotel di tahun lalu yang menyentuh angka 60 persen pada bulan Desember 2020.
“Kami menyarankan agar pelaku bisnis perhotelan fokus pada pasar FIT (Free & Independent Traveler) ke depannya. Ini dilakukan karena pasar pemerintahan dan korporasi masih menahan pengeluarannya untuk mengadakan acara di hotel,” ucap Ferry lagi.
KOMENTAR
0