Peluang dan Tantangan Pemulihan Sektor Perhotelan

Tuesday, 16 April 24 Khanisa Azahra

Sepanjang tahun 2023, upaya untuk membangkitkan pasar properti telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Namun, hasilnya masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Memasuki tahun 2024, para pelaku industri optimistis bahwa kondisi akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.

Industri perhotelan di Jakarta dan Bali optimistis akan mencatat kinerja yang membaik pasca libur Lebaran. Tingkat hunian hotel di kedua wilayah tersebut diperkirakan meningkat, didukung oleh peningkatan kegiatan offline dan meningkatnya kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Tingkat hunian hotel pada Q1 2024 sedikit menurun saat periode pemilu dan libur imlek. Namun, kinerja sektor perhotelan mulai meningkat 1-2 minggu setelah Lebaran.

Di Jakarta, sejumlah hotel baru akan dibuka pada tahun 2024. Hotel Ibis Raden Saleh yang termasuk kategori midscale akan dibuka di kawasan Raden Saleh, Jakarta Pusat, dengan jumlah 180 kamar pada Q1 2024. Kemudian ada hotel Ashley Tugu Tani yang lokasinya di Tugu Tani, Jakarta Pusat, dengan 100 kamar yang saat ini masih dalam pembangunan dan direncanakan beroperasi pada 2024 meskipun kategorinya belum didefinisikan.

BACA JUGA:   Twelversary Pullman Jakarta Central Park Hadirkan Pemain Biola Internasional

Hotel baru lainnya adalah 25Hours Hotel The Oddbird Jakarta kategori upscale yang berlokasi di SCBD, Jakarta Pusat, dengan 345 kamar yang juga masih dalam proses pembangunan untuk beroperasi pada 2024. Movenpick Jakarta Pecenongan dengan 265 kamar di kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat, juga sedang dibangun dan ditargetkan buka pada 2024.

Terakhir adalah Pan Pacific Jakarta dengan kategori luxury yang berlokasi di MH Thamrin dengan 157 kamar yang tengah dibangun untuk beroperasi pada 2024.

BACA JUGA:   Sandiaga Uno Berikan Respons Larangan Naik Gunung di Bali

Sementara di Bali, salah satu hotel baru yang akan beroperasi pada 2024 adalah Bali Beach Hotel yang berlokasi di Jl. Hang Tuah, Sanur, dengan jumlah 250 kamar. Menyambut hotel baru tersebut, pasar domestik di Bali sedikit menurun di bulan Ramadan, tetapi meningkat saat libur Lebaran.

Jumlah kedatangan wisatawan asing dan domestik ke Bali pun terus meningkat, dan kegiatan offline juga terus bertambah. Dampaknya, tingkat hunian maupun ADR (tingkat harga kamar rata-rata) juga ikut meningkat. Wisatawan asal India selama dua tahun terakhir terus meningkat dan menjadi pasar mancanegara terbesar kedua setelah Australia.

BACA JUGA:   PHMHOTELS dan Orchid Forest Cikole Hadirkan Instagram Live Talk Tentang Perkembangan Musik

Dengan berbagai prospek positif yang terlihat, industri properti Jakarta optimistis dapat menapaki jalur pemulihan pada tahun 2024. Namun, para pelaku industri juga harus tetap waspada terhadap tantangan seperti kenaikan suku bunga dan fluktuasi nilai tukar yang dapat memengaruhi properti.