Setelah memberikan laporan terhadap kinerja hotel di kawasan Asia Pasifik di kuartal kedua 2020, Colliers International juga menyampaikan tren kuartal ketiga bagi industri perhotelan. Colliers memprediksi bahwa di kuartal ketiga kinerja industri perhotelan belum menunjukkan prospek yang lebih baik.
Govinda Singh, Executive Director and Head of Hotels & Leisure for Valuation & Advisory Services Asia Colliers International, mengatakan bahwa prospek industri perhotelan di kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan meredup jika kondisinya masih seperti saat ini. Menurutnya, industri ini akan cepat pulih ketika perjalanan pariwisata mulai kembali normal di seluruh negara dunia.
Untuk mempersiapkan pembukaan kembali pariwisata, pelaku bisnis hotel perlu mengambil pendekatan lintas disiplin bagi seluruh pihak yang terkait di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan posisi yang baik dan membangun kepercayaan publik bahwa menginap di hotel dapat dilakukan secara aman dan nyaman.
Selain mengutamakan protokol kesehatan yang ketat, beberapa langkah yang dapat dilakukan ialah menawarkan paket menarik hingga memberikan layanan terbaiknya. Dengan begitu, industri hotel dapat berkembang dan pelanggan yang datang juga bertambah.
Ferry Salanto, Head of Research Colliers International Indonesia, mengungkapkan, pelaku hotel umumnya lebih memilih mengurangi biaya operasional untuk mempertahankan bisnisnya. Hl tersebut dilakukan secara selektif dengan menggunakan fungsi utama dari sebuah hotel sebagai tempat istirahat dan kegiatan bisnis.
“Biasanya, hotel-hotel meminimalkan biaya operasional dengan mengurangi jumlah pegawainya. Bahkan, ada beberapa yang memilih untuk menutup sementara operasionalnya karena tingkat hunian semakin menurun,” ujar Ferry.
Colliers International Indonesia sejauh ini baru meng-handle tiga daerah di Indonesia untuk melihat perkembangan industri perhotelan, yakni Jakarta, Surabaya, dan Bali.
Ferry mengatakan, bisnis hotel di Jakarta dan Surabaya akan kembali pulih jika didorong dengan aktivitas bisnis yang lebih banyak, sedangkan Bali yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia lebih mengandalkan jumlah wisatawan untuk meningkatkan bisnis hotel.
“Kondisi saat ini pun, jumlah wisatawan yang datang ke Bali turun secara signifikan. Saya prediksi, mungkin bisnis hotel di Bali memerlukan waktu untuk pulih kembali. Kemungkinan besar juga, bisnis hotel di Bali akan lebih bergantung pada wisatawan lokal untuk mendorong industri perhotelan yang sedang lesu ini,” ujarnya.
KOMENTAR
0