International Visitor Survey mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Australia Barat pada tahun 2014 naik sebesar 4 persen dengan pertumbuhan spending mencapai 1,2 persen. Namun, peningkatan itu, menurut CEO Australia Hotels Association (AHA), Bradley Woods, tidak sebagus pertumbuhan rerata tingkat spending wisman ke Australia yang mencapai 11,5 persen.
“Peningkatan 1,2 persen itu bahkan tidak lebih baik dari inflasi Australia Barat. Padahal, pariwisata dan perhotelan menciptakan lapangan pekerjaan bagi ribuan orang,” kata Woods.
Dia mengatakan, rendahnya tingkat spending wisman di Australia Barat disebabkan oleh minimnya perhatian dan anggaran pemerintah terhadap promosi pariwisata. Tourism Australia yang bertanggung jawab “mendatangkan” wisman ke Negeri Kangguru itu, dituding Woods, lebih fokus mempromosikan kawasan pantai timur.
“Permasalahannya, promosi pariwisata negara bagian lain di Australia lebih baik dibandingkan Australia Barat. Itu yang membuat mereka terus bertumbuh,” imbuhnya.
Senada dengan Woods, Chief Tourism Council, Evan Hall, mengatakan, minimnya investasi pemasaran pariwisata Australia Barat berimbas pada penurunan jumlah kunjungan wisman dan spending yang rendah. Sebagai perbandingan, tahun ini Negara Bagian Victoria menambah anggaran pemasaran pariwisata sebesar AS$80 juta (Rp782 miliar), sedangkan New South Wales mengucurkan dana tambahan sekitar AS$123,35 juta (Rp1,2 triliun).
“Apabila Australia Barat tidak mau ditinggalkan wisatawan, mereka perlu menambah anggaran promosi hingga puluhan juta dolar. Saat ini, Australia Barat tidak hanya bersaing dengan titik wisata di negara lain, tapi juga destinasi wisata lain di Australia. Pariwisata merupakan salah satu bentuk diversifikasi ekonomi dan investasi sebuah kawasan dalam jangka panjang,” ujar Woods.
Penulis: Siska Maria Eviline
KOMENTAR
0