Dalam rangka merayakan hari ulang tahun Republik Indonesia ke-77 tahun, Plataran, membuat sebuah tema khusus yang mencerminkan semangat nasionalisme dan optimisme Indonesia. Tahun ini, Plataran mengangkat tema “Pulih Alamku, Bangkit Bangsaku”, yang mengkombinasikan tema resmi dari pemerintah pusat yaitu “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”.
Tema tersebut juga dipilih sebagai salah satu unsur genetik Plataran Indonesia yaitu pariwisata yang berbasiskan ekowisata. Oleh sebab itu, Pulih Alamku, Bangkit Bangsaku, ditandai dengan peluncuran kolaborasi antara Plataran dengan Jejakin dalam upaya memerangi isu perubahan iklim dunia.
Kemajuan dan perkembangan suatu industri termasuk industri pariwisata memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan.
Namun, sejalan dengan visinya sebagai #HospitalitywithImpact, Plataran percaya bahwa industri pariwisata dapat terus berkembang dengan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Oleh sebabnya, Plataran berkolaborasi dengan Jejakin untuk menghadirkan Plataran for the Earth: Carbon Offsetting Program.
Kolaborasi keduanya melahirkan sebuah aplikasi Carbon Footprint Calculator di website Plataran yang langsung terkoneksi dengan aplikasi Jejakin. Aplikasi tersebut dapat menghitung jejak emisi karbon dari wisatawan dan tamu terkait aktivitas pariwisata mereka.
Nantinya, jejak emisi karbon dapat langsung dikonversikan menjadi sekian batang mangrove yang akan ditanam di Plataran Menjangan, Taman Nasional Bali Barat, Plataran Komodo, dan Plataran Bromo. Dengan begitu, wisatawan akan semakin mudah berpartisipasi dalam proyek berkelanjutan untuk membantu melindungi bumi lewat kontribusi penanaman pohon.
Kerja sama Plataran dengan Jejakin juga merupakan tindak lanjut dari Deklarasi ‘Towards Net Zero’yang dilakukan pada 7 Juli 2022 di Plataran Menjangan. Saat itu, Plataran L’Harmonie terpilih menjadi satu dari lima destinasi pilot project yang ditunjuk oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mendukung Carbon Offsetting Tourism.
Peresmian kerja sama ini dilakukan dengan melakukan penanaman pohon secara simbolis di Hutan Kota by Plataran, tepat pada hari perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, sebelumnya juga telah ditanam 77 bibit pohon seperti Eucalyptus Rainbow, Terompet Emas, dan Ketapang Biola di seluruh business units milik Plataran Indonesia.
Saat ini, Plataran, telah memiliki unit bisnis di wilayah Jakarta, Borobudur, Bromo, Bali, dan Komodo. Dengan adanya penanaman bibit pohon di seluruh unit bisnisnya, Plataran, sudah mampu menyerap karbon dengan total estimasi hingga 1.200kg/pohon/tahun.
Selain kolaborasi dengan Jejakin, Plataran juga mengenalkan sebuah eco-platform; Legenda Khatulistiwa, pada tanggal 17 Agustus 2022. Ini merupakan sebuah hub yang bertujuan untuk mengedukasi dan mempertemukan antara wisatawan, penyedia layanan, dan komunitas pegiat ekowisata.
“Mengintegrasikan 3 hal yaitu Kredibilitas, Sosialisasi, dan Kolaborasi dalam upaya pengembangan ekowisata dan konservasi berkelanjutan terhadap lingkungan Indonesia, Plataran berkomitmen penuh untuk mengikutsertakan para tamu menjadi bagian dari kemajuan ekowisata dan kelanjutan lingkungan yang baik. Kami bangga menjadi warga Indonesia dan dunia yang bertanggung jawab terhadap alam,” ujar Yozua Makes, CEO & Founder Plataran Indonesia.
Arfan Arlanda, CEO & Founder Jejakin, menjelaskan bahwa langkah awal kerja sama ini ditandai dengan menjalankan sosialisasi perhitungan jejak karbon dengan carbon footprint calculator yang dapat di akses di website Plataran dan JejakApp. Fase berikutnya adalah menyeimbangkan karbon seperti memiliki program penanaman pohon, substitusi dengan renewable energy, dan trend berikutnya yang harus terus kembangkan bersama.
“Jejakin sangat bangga bekerjasama dengan Plataran sebagai sesama perusahaan anak bangsa. Dengan kolaborasi bersama Plataran, saya sepakat dengan slogan Pak Yozua ‘Just Do It!’,” kata Arfan.
Plataran Indonesia telah menjalankan carbon offsetting sejak kuartal empat tahun 2021. Setiap tamu yang menginap di resor Plataran maupun yang melakukan perhelatan di restoran Plataran, secara otomatis akan menanamkan satu pohon di area konservasi alam Plataran Menjangan, Taman Nasional Bali Barat.
“Percepatan aksi iklim memang urgent untuk dilakukan. Saya sempat mengunjungi Plataran Menjangan, bukan hanya oleh keindahan alam, fasilitas, dan pelayanan di resor, tapi juga bagaimana Plataran mengelola sekaligus menjaga kawasan tersebut dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kegiatan menanam pohon endemik dan terumbu karang sebagai bagian pelestarian ekosistem bawah laut, rasanya sangat pantas kalau Plataran Menjangan disebut sebagai Eco Sustainable Development Destination,” ucap Artika Sari Devi, Puteri Indonesia 2004 dan environmentalist.
KOMENTAR
0