Jakarta Aquarium diresmikan pada 16 Oktober 2018 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Menempati area seluas 7.200 meter persegi di lantai LG dan LGM pusat perbelanjaan NEO Soho Jakarta Barat, Jakarta Aquarium yang dikelola oleh Taman Safari Indonesia merupakan sebuah tempat konservasi alam dan satwa yang memiliki konsep edutainment sekaligus dapat menjadi sebuah destinasi wisata baru bagi masyarakat, terutama keluarga di Jakarta.
“Menjadi rumah dari ratusan satwa mamalia, reptil, serangga, dan beragam jenis ikan laut Indonesia, kami mengajak masyarakat terutama keluarga agar memperkenalkan kepada generasi berikutnya mengenai keanekaragaman hayati nusantara, mulai dari kepulauan, hutan, bakau, dan di dalam laut dengan cara yang sangat menyenangkan. Dirancang dengan standar dunia, Jakarta Aquarium telah dianugerahi lembaga konservasi terbaik versi ITTA pada 2017 lalu,” ujar Hans Manansang, Deputy Director PT Taman Safari Indonesia.
Menurut data riset, Indonesia berada di peringkat kedua terbesar di dunia untuk penggunaan plastik setelah Cina. Karena itu, Jakarta Aquarium sadar akan pentingnya aksi perubahan dan mengusung ide konservasi, yakni mengubah kebiasaan penggunaan produk dari berbahan dasar plastik menjadi produk yang ramah lingkungan yang diberi tema “Lautku Bersih”.
Gerakan “Lautku Bersih” yang sekaligus menjadi momentum peresmian Jakarta Aquarium pada tanggal 16 Oktober 2018 ini adalah sebuah penggerak pertama untuk mengajak masyarakat lebih menghargai kebudayaan dan keindahan laut dan juga memperkenalkan beberapa contoh yang dapat digunakan khususnya keluarga untuk mengurangi penggunaan plastik. Produk seperti kantong dengan berbahan dasar singkong, sedotan dari kertas, atau sendok dan garpu kayu, serta wall of education di beberapa zona yang dapat ditemukan di Jakarta Aquarium.
“Kami berharap dengan melihat keindahan dan kekayaan bawah laut Indonesia di Jakarta Aquarium, masyarakat khususnya bagi para pengunjung Jakarta Aquarium dapat lebih bijaksana mengurangi penggunaan plastik dan membuang sampah atau limbah pada tempatnya,” ujar Hans.
KOMENTAR
0