Guna lebih meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, maka pemerintah melalui Kementerian Koordinator Kemaritiman (Kemenkomaritim) menetapkan tiga langkah utama. Pertama, menambahkan jumlah negara bebas visa kunjungan ke Indonesia.
“Langkah ini dipercaya akan dapat meningkatkan angka kunjungan wisman. Untuk itu, kami tingkatkan jumlah negara bebas visa. Namun, tidak semua negara mendapatkan bebas visa kunjungan (BVK). Negara-negara yang aktif di bisnis narkotik dan negara yang menyebabkan ideologi kekerasan seperti ISIS tidak kami beri bebas visa,” kata Rizal Ramli, Menteri Koordinator Maritim.
Kedua, menyiapkan destinasi baru sebagai lokasi tujuan wisata. Untuk hal ini, Kementerian Pariwisata akan menetapkan 222 lokasi tujuan wisata baru. Menurut Rizal, untuk jangka pendek pemerintah akan fokus mengelola dan mengembangkan wisata di 10 lokasi.
“Seperti Danau Toba, kami ingin jadikan ‘Monaco of Asia’. Lalu, Kepulauan Seribu dan Bromo yang indah sekali. Akan tetapi, kendala utama mengembangkan lokasi wisata adalah jalannya yang jelek sekali. Maka, melalui Kementerian Pekerjaan Umum PU akan diperbaiki. Selain itu, ada beberapa daerah lain yang kita sepakati, salah satunya Labuan Bajo di Flores,” ujarnya.
Langkah yang terakhir adalah mengembangkan infrastruktur pendukung, seperti jalan, pelabuhan, dan bandara. “Guna mendukung pengembangan wisata, kami akan melibatkan beberapa kementerian teknis, yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, dan kementerian-kementerian terkait sehingga terjalin koordinasi yang baik,” ungkap Rizal.
Rizal mengatakan, ketiga langkah tersebut dilakukan untuk mencapai target peningkatan 100 persen jumlah wisatawan asing dan devisa sektor wisata dalam lima tahun ke depan.
“Kebijakan itu untuk membantu Kementerian Pariwisata supaya mampu menaikkan jumlah kunjungan turis yang berkunjung ke Indonesia, dari 10 juta menjadi 20 juta pada tahun 2019. Saat ini devisa juga baru mencapai US$10 miliar, kami ingin US$ 20 miliar. Kalau dibanding Italia, Yunani, Spanyol, dan Turki, pendapatan devisa kita masih relatif kecil,” jelasnya.
Penulis: Pasha Ernowo
KOMENTAR
0