Pameran IFEX (Indonesia International Furniture Expo) yang berlangsung dari tanggal 11 Maret telah berakhir pada tanggal 14 Maret 2016 dengan mencatatkan transaksi US$325 juta atau meningkat dibanding tahun lalu yang hanya mencatatkan penghasilan US$270 juta.
Sementara itu, jumlah peserta yang berpartisipasi dalam IFEX 2016 ada 512 perusahaan. Jumlah peserta tersebut meningkat dibandingkan penyelenggaraan IFEX 2015 yang hanya diikuti 470 perusahaan. Untuk lahan pameran yang digunakan, pada tahun lalu hanya memakai area 50.000 meter persegi, sedangkan pada tahun 2016 ini luasnya mencapai 60.000 meter persegi.
IFEX 2016 mengangkat tema “The Essence of Infinite Innovation” yang bertujuan mengangkat pentingnya inovasi dan kreativitas dalam industri mebel dan kerajinan yang tiada henti, guna menghasilkan karya-karya kreatif dengan inspirasi budaya lokal serta dapat menyesuaikan selera pasar dalam maupun luar negeri.
Melalui tema ini, AMKRI ingin mendorong pelaku industri ini untuk terus meningkatkan inovasi dan kreativitas sehingga dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang memiliki nilai tambah optimal dan dapat menjadi market leader di pasar global. Di sisi lain, akan terbangun citra positif di tingkat internasional bahwa Indonesia adalah negara penghasil produk mebel dan kerajinan terbaik di dunia. Salah satu peserta yang menerapkan tema tersebut adalah Divario Design dari Yogyakarta.
Divario Design mengolah barang-barang bekas menjadi furnitur unik maupun dekorasi penghias ruang hunian. Daniel, pemilik Divario Design yang berasal dari Italia, mengatakan, “Saya mendirikan perusahaan ini karena melihat Indonesia banyak sekali sampah. Saya memanfaatkan sampah tersebut untuk dijadikan sebagai peluang usaha.”
Melalui usaha yang telah dirintis sejak tahun 2011 tersebut, produk-produk karya Divario Design telah diekspor ke 42 negara. Material yang digunakan untuk memproduksi barang-barang tersebut pun seluruhnya berasal dari Indonesia.
Pameran IFEX 2016 juga mendapatkan perhatian yang cukup besar dari para buyer. “Kami melihat antusiasme buyers cukup tinggi terhadap pameran ini. Berdasarkan catatan kami, sampai dengan 14 Maret, IFEX 2016 telah berhasil menarik lebih dari 9.000 buyer, sedangkan tahun lalu hanya 8.596 buyer,” ujar Daswar Marpaung, Direktur Dyandra Promosindo.
Christian Rohrbach, Wakil Presiden Merchandising A-Amerika, menyatakan secara keseluruhan pameran ini sangat menarik. Begitu pula Masami Yamamoto, Executive Vice President & COO Yamazen yang mengungkapkan bahwa Yamazen berkomitmen untuk mempertahankan dan memperkuat kemitraan bisnis yang besar dengan Indonesia, terutama untuk furnitur rotan. Sementara Mark Dowd, Manajer Pengembangan Bisnis Textile IKEA, mengatakan IKEA akan terus memperluas kemitraan dengan perusahaan yang memiliki model bisnis yang cocok dengan model bisnis IKEA di Indonesia.
Selain dari Amerika, produk mebel Indonesia juga mendapat tanggapan positif dari para buyer Australia. “Indonesia memiliki berbagai produk unik yang memiliki perbedaan di setiap daerah dengan desain menarik dan bahan baku berkualitas,” tutur Terry, buyer dari Australia.
“IFEX 2016 ini lebih baik dari IFEX tahun lalu. Buyer yang datang pada IFEX sekarang adalah buyer yang berkualitas. Mereka adalah buyer lama yang datang kembali ke Indonesia. Pada hari kedua, saya mendapatkan order 20 kontainer,” tutur Frans Ronald Tambunan dari PT Khavindo Mebel Indonesia yang memamerkan mebel rotan.
Laily Maulidya dari Famous International Furniture, Yogyakarta, mengatakan bahwa IFEX memberikan kesempatan bagi industri kecil menengah untuk eksis di industri mebel internasional, bertemu pembeli baru, dan mengeksplorasi inspirasi dari peserta pameran lainnya terutama dalam hal merancang produk. “Booth saya dikunjungi sekitar 10-15 pengunjung per hari, yang mengumpulkan sekitar 3-4 pembeli potensial,” katanya.
Penulis: Harry Purnama & Ahmad Baihaki
KOMENTAR
0