Untuk ke-18 kalinya, INACRAFT kembali hadir dengan memamerkan berbagai kerajinan khas Indonesia. Pameran yang diadakan sejak tahun 1999 ini menghadapi tantangan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang telah dimulai sejak awal 2016.
“Produk kerajinan dari Indonesia menghadapi permasalahan dengan sulitnya ekspor akibat produk kita yang homogenis. Untuk mengatasi hal tersebut, para perajin kesenian di Indonesia harus meningkatkan daya saing serta peningkatan mutu melalui berbagai exposure dan pelatihan bagi para perajin di daerah,” kata Kris Sandhi Soekartawi, Directorate General of International Trade Cooperation Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Ir. Soegiarto, Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI), pun telah menyelenggarakan pelatihan serta seleksi ketat untuk meningkatkan mutu produk-produk dari perajin Indonesia. “Selain tur ke daerah-daerah, berbagai sarana penjurian dilakukan untuk menyeleksi kerajinan terbaik dari berbagai daerah di Indonesia. Melalui trade fair seperti Inacraft ini, diharapkan akan selalu muncul perajin terbaik dari berbagai daerah di Indonesia,” ujar Soegiarto.
Pada INACRAFT ini akan diadakan sesi business matching antara eksportir dan buyer. Hal tersebut diharap dapat meningkatkan nilai ekspor dari produk kerajinan itu sendiri. INACRAFT 2016 akan diselenggarakan pada 20-24 April 2016 di JCC. Acara ini akan diikuti oleh 1.500 peserta, baik produsen maupun eksportir, dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Diperkirakan INACRAFT 2016 akan dihadiri 200.000 pengunjung dengan target transaksi sebesar Rp150 miliar tercapai di area seluas 25.070 meter persegi tersebut.
INACRAFT 2016 mengangkat provinsi Sumatera Barat sebagai ikon acara. Dengan subtema berjudul “The Splendor Of Minangkabau“, pada INACRAFT 2016 akan hadir berbagai kerajinan khas yang melibatkan 19 kabupaten di Sumatera Barat.
Penulis: Mikhail
KOMENTAR
0