Debindo Multi Adhiswasti bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia akan menyelenggarakan pameran Indonesia Licensing & Franchise Export (ILFEX) 2025. Acara tersebut akan diselenggarakan pada 15-19 Oktober 2025 di ICE BSD, bersamaan dengan pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40.
Susanty Widjaya, Ketua Umum Asensi (Asosiasi Lisensi Indonesia), mengatakan, pelaksanaan Indonesia Licensing & Franchise Export 2025 bertujuan untuk menggaungkan, memacu, dan menumbuhkan semangat cinta merek lokal pasca-pandemi. Selain itu, ILFEX juga ingin mendorong pertumbuhan ekosistem lisensi dan waralaba di Indonesia serta meningkatkan rasio wirausaha di indonesia.
Budi Santoso, Menteri Perdagangan RI, mengatakan, di tengah ketidakpastian perekonomian dunia, pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2024 tetap positif, yakni mencapai 5,03 persen, yang didorong konsumsi rumah tangga dengan 54 persen.
Sementara dari sisi perdagangan, Indonesia terus mendapat kinerja positif surplus neraca perdagangan selama lima tahun berturut-turut, dengan nilai kumulatif pada tahun 2024 sebesar US$31,64 miliar.
Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dukungan kewirausahaan perlu terus kita tingkatkan mengingat saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru di angkat 3,57 persen. Sementara Malaysia dan Thailand di atas 4 persen, dan Singapura sekitar 8 persen.
“Untuk menjadi negara maju, rasio kewirausahaan harus di angka 10 sampai 12 persen. Jadi kita harus mengejar dengan berbagai cara, salah satunya dengan meningkatkan kompetensi UMKM kita. Untuk itu, Kementerian Perdagangan mendukung penguatan merek lokal dan kewirausahaan berbasis waralaba dan lisensi, salah satunya melalui pameran ILFEX,” ujar Budi.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, pada tahun 2024 waralaba lokal Indonesia berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 97.872 orang, dengan omzet Rp143,25 triliun, jumlah gerai dikelola sendiri sebanyak 34.503 gerai, serta gerai yang diwaralabakan sebanyak 17.786 gerai.
Hingga Februari 2025, saat ini di Indonesia ada 157 pemberi waralaba dalam negeri dan 154 pemberi waralaba luar negeri. Dari jumlah tersebut, sektor f&b masih mendominasi dengan 47,7 persen, diikuti jasa kecantikan, pendidikan, ritel, dan lainnya.
“Kami berharap pameran ILFEX menjadi wadah dan sarana yang baik untuk mempromosikan berbagai konsep bisnis. Kita juga ingin sektor waralaba dan lisensi ini masuk ke pasar global atau ekspor. Jadi tidak hanya fokus pada ekspor barang, tapi juga ekspor jasa,” ujar Budi Santoso.
KOMENTAR
0