Pameran Salon International de l’Alimentation (SIAL) Canada kembali digelar tahun ini pada tanggal 15 hingga 17 Mei 2024 di Palais des Congres, Montreal, Kanada. Sebagai pameran dagang makanan dan minuman terbesar di Kanada, acara ini diikuti oleh banyak negara dunia termasuk Indonesia.
Indonesia sendiri telah beberapa kali mengikuti pameran ini untuk memperkenalkan produk-produk berkualitas tinggi khas Indonesia. Dengan harapan, produk-produk tersebut dapat dikenal oleh pasar internasional seperti di Kanada.
Tahun ini, Indonesia hadir dalam sebuah paviliun yang mengusung tema “Women in Trade (WIT) for Inclusive and Sustainable Growth”. Dengan tema ini, Indonesia menegaskan betapa pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan dalam perdagangan global.
“Kami bangga dapat memperkenalkan produk-produk Indonesia yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi di pasar internasional seperti Kanada,” ujar Duta Besar RI untuk Kanada, Daniel Tumpal Simanjuntak.
Pembukaan Paviliun Indonesia dalam pameran SIAL Canada 2024 juga bertujuan untuk meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Kanada. Lebih dari itu, pameran ini diharapkan dapat memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dan juga Kanada.
“Dengan terus mendorong partisipasi aktif dalam pameran internasional seperti ini, Indonesia berkomitmen untuk memperluas jangkauan pasar dan memperkenalkan produk-produk berkualitas yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lokal,” ucapnya.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver, Andri Satria Permana, memaparkan ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Kanada pada tahun 2023 telah mencapai US$91 juta. Dengan berpartisipasi dalam pameran ini diharapkan produk-produk tersebut semakin dikenal dan beredar luas di Kanada.
“Kami berharap, nilai ini akan terus meningkat di masa mendatang, termasuk melalui partisipasi dalam SIAL Canada 2024. Kami menargetkan transaksi dalam pameran ini sebesar US$4,2 juta atau sekitar Rp67,5 miliar,” ungkap Andri.
Secara keseluruhan, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Kanada pada tahun 2023 sudah mencapai US$3,4 miliar dengan nilai ekspor US$1,3 miliar dan nilai impor US$2,1 miliar. Hasil tersebut mencerminkan adanya peningkatan tren nilai perdagangan sebesar 11,24 persen dalam lima tahun terakhir.
Atase Perdagangan di Ottawa, Mahdewi Silky, mengatakan meski demikian kedua negara tersebut masih memiliki potensi peningkatan nilai perdagangan yang sangat besar untuk ke depannya. Ditambah dengan adanya perundingan dagang Indonesian Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) dan ASEAN-Canada Free Trade Agreement (ACAFTA), Indonesia semakin optimistis akan terjadi peningkatan dalam perdagangan dan investasi antara kedua negara.
“Inisiatif ini diharapkan akan memfasilitasi dan mempererat hubungan ekonomi bilateral dan membuka peluang baru bagi para pelaku usaha dari kedua negara,” kata Silky.
SIAL Canada akan menghadirkan lebih dari 1.000 peserta pameran dari 44 negara dengan target 21ribu pengunjung profesional dari 77 negara. Paviliun Indonesia menghadirkan tujuh perusahaan yang pemilik atau penggeraknya adalah perempuan.
Produk yang ditampilkan antara lain kopi dan teh khas Indonesia, rempah organik, keripik tempe (tempe chips), keripik buah (fruit chips), biskuit, gandum instan, bumbu instan, gula kelapa organik, kecap asin, serta cemilan khas Indonesia lainnya.
KOMENTAR
0