Nilai Transaksi di Trade Expo Indonesia 2017 Meningkat 24,3 Persen

Tuesday, 17 October 17 Ahmad Baihaki
Trade Expo Indonesia 2017
Foto: Venuemagz/Ahmad

Perhelatan Trade Expo Indonesia 2017 yang berlangsung pada 11-15 Oktober 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, mencatatkan transaksi hingga US$1,268 miliar atau setara Rp16,86 triliun. Transaksi ini melampaui target yang ditetapkan sebesar US$1,1 miliar. Selain itu, angka ini juga naik 24,3 persen dibandingkan pencapaian transaksi pada tahun lalu yang US$1,02 miliar.

“Antusiasme buyer sangat menggembirakan dan kami bersyukur serta berbangga hati dengan naiknya nilai transaksi ini. Pencapaian ini menumbuhkan optimisme pada peningkatan kinerja ekspor nasional tahun ini,” ujar Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan Republik Indonesia.

Adapun produk yang paling diminati selama Trade Expo Indonesia 2017 antara lain batu bara, kopi, minuman, otomotif dan komponennya, makanan olahan, produk elektronik dan listrik, produk pertanian, minyak esensial, dan kosmetik.

Enggartiasto menyampaikan, penataan tampilan dan layout zonasi produk Indonesia yang dipamerkan di Trade Expo Indonesia 2017 dibuat lebih baik dan menarik sesuai dengan standar internasional sehingga kenyamanan dalam bertransaksi dan bernegosiasi bisnis dapat dilakukan.

Perhelatan Trade Expo Indonesia 2017 tercatat dikunjungi 22.088 orang dari 113 negara. Jumlah buyer terbanyak berasal dari Jepang, Afganistan, Arab Saudi, India, dan Malaysia.

Pada perhelatan Trade Expo Indonesia 2017 juga ada Promosi Kuliner dan Pangan Nusantara (PKPN) di Hall 1 ICE. Sekitar 160 stan menampilkan produk pangan dan kuliner Indonesia, dengan nilai transaksi yang terjadi di Promosi Kuliner dan Pangan Nusantara sebesar Rp15 miliar yang terdiri dari outlet kuliner nusantara Rp1,4 miliar dan transaksi pesanan buyer luar negeri terhadap produk kopi, teh, makanan ringan, dan abon Rp13,6 miliar.

Secara spesifik, dari sisi hubungan bisnis jangka panjang juga mencatat pencapaian tersendiri. Sedikitnya telah terlaksana penandatanganan 35 MoU yang berasal dari 17 negara dengan nilai US$228,02 juta atau naik sebesar US$20 juta jika dibandingkan MoU misi pembelian pada TEI 2016 yang sebesar US$207,9 juta.

Nilai transaksi tertinggi berdasarkan urutan negara pada misi pembelian TEI 2017 adalah Arab Saudi, Malaysia, Mesir, Thailand, Australia, India, Brasil, Belgia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Singapura, Spanyol, Nigeria, Taiwan, dan Belanda.

Selain itu, terdapat pula MoU yang berisi kesepakatan penjualan batu bara kepada buyer yang berasal dari Laos atas upaya KBRI di Vientiane, Laos, sebesar US$588 juta atau setara dengan Rp7,82 triliun. “Pemerintah akan terus memantau dan membantu tindak lanjut kontrak dagang yang dihasilkan TEI 2017 ini,” ujar Enggartiasto.