Vincent Harijanto, Deputy Chairman Pharma Materials Management Club (PMMC), memperkirakan, tahun ini bisnis farmasi tumbuh lebih kecil di angka delapan hingga sembilan persen dibandingkan pencapaian pada 2015. “Hal tersebut disebabkan oleh program BPJS yang menurunkan nilai obat dengan menggunakan obat generik. Namun, di sisi lain, jumlah produksinya naik. Bagi industri farmasi di Indonesia, ini merupakan hal baru,” ujar Vincent.
Melihat potensi tersebut, PT UBM Pameran Niaga Indonesia kembali mengadakan pameran Convention on Pharmaceutical Ingredients South East Asia (CPhI SEA) 2016 pada 6-8 April 2016 di JIExpo Kemayoran. Convention on Pharmaceutical Ingredients South East Asia 2016 dihadiri 260 peserta dari 25 negara. CPhI SEA 2016 merupakan wadah bagi para pelaku industri farmasi dan pemasok bahan baku obat, kemasan, mesin, serta teknologi dari seluruh dunia untuk menjangkau pasar Asia Tenggara.
“Beberapa peserta baru juga hadir mewakili negara-negara yang belum pernah berpartisipasi sebelumnya, seperti Mesir dan Belarusia,” ujar Vincent.
Vincent menambahkan, pameran CPhl SEA juga akan membuka peluang bagi para pemain industri farmasi untuk memperluas jaringan bisnis dan mengikuti tren terkini serta menghadirkan bahan baku obat inovatif dengan kualitas tinggi.
“Menandai pelaksanaan tahun kelima, CPhI SEA hadir lebih lengkap dengan penambahan kategori pameran yang diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan industri farmasi di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara,” kata Christopher Eve, Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia.
CPhI SEA 2016 merupakan kombinasi lima pameran farmasi sekaligus, yakni CPhI untuk bahan baku (ingredients), P-MEC (mesin-mesin dan peralatan teknologi), InnoPack (produk kemasan), ICSE (kontrak industri/toll manufacturing), dan Hi South East Asia.
Christopher menjelaskan, yang terbaru dari CPhI SEA 2016 adalah ICSE dan Hi South East Asia. ICSE adalah pameran khusus outsource dan contract services, sedangkan Hi South East Asia merupakan pameran khusus bahan baku untuk pangan fungsional dan nutrasetikal.
“Farmasi dan pangan merupakan elemen yang terpisah. Namun, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan permintaan akan bahan pangan yang memiliki komposisi gizi baik dan juga fungsi fisiologis bermanfaat bagi tubuh, muncul tren pangan fungsional dan nutrasetikal atau dikenal juga dengan Pharma Food,” ujar Christopher.
“Selama penyelenggaraannya, pameran ini akan dipadati dengan berbagai aktivitas, seperti Innovation Gallery yang menampilkan produk-produk inovatif, Exhibitor Showcase yang mengulas topik terkini dalam industri, serta Business Matching Program yang mempertemukan secara spesifik para profesional industri sesuai dengan minat dan kebutuhan,” terang Chris.
Chris menargetkan pengunjung yang datang ke pameran naik sebesar 10 persen dibandingkan tahun lalu yang dikunjungi 6.211 orang.
Penulis: Pasha Ernowo
KOMENTAR
0