Peluang Generasi Muda di Industri Hulu Migas

Tuesday, 05 March 19 Herry Drajat
IPA

Indonesian Petroleum Association (IPA) bekerja sama dengan Dyandra Promosindo pada tanggal 28 Februari 2019 mengadakan diskusi bertajuk “Ngobrol Bareng: Peluang Generasi Muda Pada Industri Hulu Migas”. Diskusi yang merupakan rangkaian acara pre-event pameran dan konvensi IPA ke-43 yang akan diselenggarakan pada 4–6 September 2019 di JCC ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada generasi muda perihal industri hulu migas bagi perekonomian nasional dan peluang generasi muda untuk terlibat dalam industri, sekalipun bukan berlatar belakang pendidikan teknik perminyakan maupun teknik lainnya.

Diskusi kali ini dihadiri oleh IPA Board Director, Tenny Wibowo; Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu P. Taher, dan CEO Big Java Ruli Harjowidianto. Mereka bertindak sebagai pembicara dalam berbagai topik yang berhubungan dengan industri migas.

BACA JUGA:   MUFFEST 2021 Siap Digelar Pada Februari Mendatang

Menurut Tenny, industri migas menimbulkan efek berganda bagi sektor lainnya, seperti IT, transportasi, kuliner, perhotelan, dan sebagainya. Industri ini juga menciptakan lapangan kerja bagi lulusan non-teknik perminyakan sebanyak 20-40 persen dari total karyawan. “Banyak sekali kesempatan SDM di industri migas. Kita membutuhkan karyawan untuk HRD, legal, dan itu banyak berlatar belakang non-teknik,” ujar Tenny. 

Tenny Wibowo menambahkan, berdasarkan studi yang dilakukan SKK Migas dan Universitas Indonesia pada 2015, diketahui bahwa setiap investasi sebesar Rp1 miliar pada sektor hulu migas akan berdampak terhadap penciptaan lapangan kerja sebanyak 100 orang dan peningkatan PDB sebesar Rp700 Juta.

BACA JUGA:   Jakarta Wedding Festival 2019 Hadirkan Gaun Pengantin Preloved

Sementara Wisnu Taher memaparkan tentang proses kerja pada industri hulu migas, mulai dari masa eksplorasi hingga eksploitasi, serta penjelasan mengenai regulasi dan kebijakan pemerintah yang terkait pada industri migas. SKK Migas merupakan regulator untuk kegiatan usaha hulu migas di Indonesia. Wisnu menjelaskan bahwa masih ada 1.000 lapangan potensi migas yang bisa dikembangkan dan bisa membuka lapangan kerja. Selain itu, pada saat ini juga ada transformasi di industri migas untuk mempertahankan dan menunjang ketahanan energi nasional hingga ke depan.

Pemaparan terakhir adalah oleh Ruli Hajowidianto yang mengupas tentang big data yang dapat menunjang kerja industri hulu migas di Indonesia. Big data merupakan kumpulan data yang begitu besar juga kompleks dan bagi industri migas merupakan data sangat penting untuk menunjang proses kerja, baik pada masa eksplorasi, produksi, bahkan hingga pascaproduksi.

BACA JUGA:   Java Jazz Festival 2023 Sediakan 11 Panggung Musik

Big data dapat menghemat biaya karena bisa digunakan mulai dari eksplorasi hingga pascaproduksi dengan tingkat akurasi yang tinggi. Data diambil dan dianalisis algaritmanya untuk menentukan langkah ke depannya,” papar Ruli.

Ruli menambahkan, saat ini sejumlah perusahaan migas multinasional seperti Total, British Petroleum (BP), dan Chevron diketahui telah mengadopsi penggunaan teknologi digital dalam mendukung kegiatan operasionalnya.